Foto : Hidayatul Fitri Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim yang sedang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke-2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta
Detikacehnews.id | Jakarta - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim (Umuslim), Peusangan, Bireuen, Hidayatul Fitri mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke-2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim, Novianti, S.Pd., M.Si saat diwawancarai awak media detikacehnews.id di ruang kerjanya, Selasa, (8/11/2022).
"Benar, mahasiswa kami yang bernama Hidayatul Fitri dari Prodi Pendidikan Matematika FKIP Umuslim semester V saat ini sedang mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke-2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta," ujarnya.
Novianti menjelaskan bahwa Hidayatul Fitri dinyatakan lolos dan berhak mengikuti PMM ke-2 selama satu semester yang dimulai sejak 19 Septermber 2022 hingga berakhir pada Desember 2022 mendatang.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim, Novianti, S.Pd., M.Si saat diwawancarai awak media detikacehnews.id di ruang kerjanya, Selasa, (8/11/2022).
"Benar, mahasiswa kami yang bernama Hidayatul Fitri dari Prodi Pendidikan Matematika FKIP Umuslim semester V saat ini sedang mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke-2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta," ujarnya.
Novianti menjelaskan bahwa Hidayatul Fitri dinyatakan lolos dan berhak mengikuti PMM ke-2 selama satu semester yang dimulai sejak 19 Septermber 2022 hingga berakhir pada Desember 2022 mendatang.
Ia menerangkan bahwa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Tahun 2022 merupakan sebuah program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester yang akan mengajak para mahasiswa penerus bangsa, untuk mendapatkan pengalaman belajar di Perguruan Tinggi (PT) terbaik di seluruh Indonesia. Melalui program ini, mahasiswa akan mendapatkan pengakuan kredit hingga 20 SKS. Mahasiswa juga dapat merasakan secara langsung keberagaman budaya nusantara, baik secara tertulis maupun praktik. Program ini dikelola langsung oleh Tim Kemendikbudristek secara terstruktur dengan merekrut mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Ia juga menambahkan PMM ke-2 dilakukan secara luring di Perguruan Tinggi (PT) Penerima yang menyesuaikan dengan perkembangan kondisi dan/atau protokol kesehatan COVID-19. Lokasi PT Penerima berada di pulau yang berbeda dengan domisili PT Pengirim dan domisili asal mahasiswa. PMM ke-2 memberikan opsi perkuliahan hingga maksimum 20 SKS yang mencakup kegiatan wajib berupa Modul Nusantara dan mata kuliah yang ditawarkan PT Penerima.
"Intinya kegiatan ini memberikan manfaat dan pengalaman yang lebih baik bagi mahasiswa, seperti halnya Hidayatul Fitri salah satu mahasiswa kami yang bisa belajar pengalaman dan budaya baru di perguruan tinggi berbeda antara Aceh dan Jakarta," ungkapnya.
Sementara itu, Hidayatul Fitri yang saat ini sedang berada di Universitas Muhammadiyah Jakarta mengatakan sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan yang luar biasa ini. Ia mendapatkan banyak pengalaman baru, mulai dari teman dari berbagai suku, suasana baru, dan tentunya ilmu serta adat budaya yang baru.
Hal ini menurutnya dapat memberikan pencerahan serta wawasan yang lebih terbuka lagi tentang cara menghargai keberagaman dan memperoleh ilmu baru dengan selalu mengedepankan toleransi dan kebersamaan.
"Saya banyak belajar hal baru disini, mulai dari adat budaya hingga toleransi dalam keberagaman yang membuat wawasan saya semakin terbuka untuk selalu menjunjung tinggi persaudaraan dalam keberagaman," tuturnya.
Dara Aceh kelahiran Bireuen, 06 Oktober 2002 ini mengaku sudah hampir dua bulan ia berada disana dan baginya hal yang paling menarik adalah saat belajar tentang keberagaman yang dinaungi dalam pembelajaran Modul Nusantara bersama mahasiswa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Ia mendapatkan pengalaman berharga dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kepekaan sosial. Tentu hal ini sangat penting untuk terus dikembangkan dalam diri sehingga kedepan dapat menjadi modal menghadapi tantangan yang semakin canggih dan modern.
Hal ini menurutnya dapat memberikan pencerahan serta wawasan yang lebih terbuka lagi tentang cara menghargai keberagaman dan memperoleh ilmu baru dengan selalu mengedepankan toleransi dan kebersamaan.
"Saya banyak belajar hal baru disini, mulai dari adat budaya hingga toleransi dalam keberagaman yang membuat wawasan saya semakin terbuka untuk selalu menjunjung tinggi persaudaraan dalam keberagaman," tuturnya.
Dara Aceh kelahiran Bireuen, 06 Oktober 2002 ini mengaku sudah hampir dua bulan ia berada disana dan baginya hal yang paling menarik adalah saat belajar tentang keberagaman yang dinaungi dalam pembelajaran Modul Nusantara bersama mahasiswa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Ia mendapatkan pengalaman berharga dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kepekaan sosial. Tentu hal ini sangat penting untuk terus dikembangkan dalam diri sehingga kedepan dapat menjadi modal menghadapi tantangan yang semakin canggih dan modern.