Foto Penulis Aulia Ratu Arzetha, Siswi SMA Negeri 3 Bireuen
Detikacehnews.id | Cerpen - Saya adalah siswi dari SMA 3 bireuen. Saya ingin menceritakan kisah tentang "Aku dan Jalan Hijrahku". Tak pernah terlintas dari pikiran ini untuk menggunakan pakaian yang tertutup karena sebelumnya saya sangat risih kepada orang yang selalu menasehati saya untuk mengenakan pakaian syar'i dan tertutup .
Saya juga pernah mengatakan pada teman teman "Buat apa memakai pakaian yang tertutup, yang ada terlihat seperti emak-emak dan bikin gerah aja". Dulu saya memakai jilbab hanya sekedar ke sekolah dan ketika berpergian jauh, itu pun saya hanya menggunakan celana jeans dan kemeja tak lupa melilit jilbab ke belakang. Bener bener seperti anak muda yang katanya gaul dan trendi, serta jauh dari kata cewek yang paham agama.
Kisah hijrah saya berawal dari akhir tahun 2022, kala itu sangat marak-maraknya untuk hijab fashion. Awalnya, saya hanya ikut ikutan supaya trend masa kini, namun sepertinya dihati ini sangat lelah untuk selalu mengikuti fashion terlebih dengan model jilbab yang lilit sana lilit sini. Tepatnya, sekitar Desember 2022 temen saya kebetulan memang sudah "berhijrah" dan dia menceritakan suka dukanya ketika berhijrah, dia mengatakan bahwa "kita harus yakin saat kita mulai belajar menjadi lebih baik karena insya Allah nikmat dan diberi kemudahan serta keinginan untuk selalu mendalami ilmu agama islam.
Awalnya saya sangat ragu dan penuh pertimbangan, yang pertama bagi saya syar'i itu banyak menghabiskan modal, kita harus mengoleksi gamis dan segala atributnya dari awal. Karena tahu sendiri saya sama sekali tidak mempunyai pakaian panjang atau pun gamis syar'i, apa lagi cadar atau khimar . Saat itu juga banyak pikiran negatif yang muncul "ketika saya sudah syar 'i bagaimana dengan ahklak saya yang masih sangat buruk dan jauh dari kata baik"!! Pokoknya banyak sekali godaan ketika saya ingin berhijrah. Namun teman saya selalu mensuport saya bahwa "ketika kita ingin melakukan sesuatu yang buruk baik perkataan mau pun perbuatan, tentu kita akan malu sendiri terhadap pakaian syar'i kita. Lalu dengan hati-hati saya berbicara kepada mama saya tentang niatan berhijrah tersebut, awalnya saya mendapat penolakan, "Pakai jilbab yang normal aja kamu masih ribet apalagi kalau pakai begituan", ujar ibu waktu itu.
Di situ saya sempat ingin mengikuti omongan beliau tentang jilbab yang biasa biasa saja. Namun saya teringat bahwa kriteria kerudung yang telah di tentukan oleh Allah itu ya memang yang syar'i. Kemudian saya terus membujuk mama saya tentang keinginan saya mengenakan kerudung syar'i dan cadar dan akhirnya beliau membolehkan saya untuk bersyar'i dan akhirnya beliau membolehkan saya untuk bersyar 'i di kehidupan sehari hari.
Berhijrah tidak semudah yang saya bayangkan, ternyata banyak sekali omongan, cacian, hinaaan baik itu di sengaja mau pun tidak di sengaja. Baik dari teman di sekolah, di lingkungan rumah, dan lainnya. Terkadang embuat hati saya ingin menyerah. Namun saya selalu membayangkan wajah kedua orang tua saya dan menyemangati diri sendiri " Masa cuma begitu doang udah mau menyerah? Katanya ingin jadi anak sholehah?" gumamku dalam hati.
Bersambung...