Foto Penulis Zaskya Rifani, Siswi SMA Negeri 3 Bireuen
Detikacehnews.id |Hello Guys, suka miris lihat fenomena remaja masa kini, terutama dari segi pakaian yang membuat kepala menjadi pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, anggota tubuh yang seharusnya ditutup rapat dan dipersembahkan untuk suami halal saja, eh … malah seperti paha ayam yang mudah dinikmati oleh publik secara gratis. Bahkan yang membuat miris lagi, mereka sangat bangga menunjukkan auratnya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Mereka keluar dari rumah dengan baju yang kekurangan bahan, lalu diposting di media sosial untuk medulang like dan mencari follower. Kaki yang seharusnya ditutup rapat, malah dibiarkan bebas terbuka tanpa mengenakan kaus kaki.
“Tubuhnya putih banget seperti kain kafan, Kak.“
“Hei, manis! Kakinya jenjang banget kayak jenjang seribu di Bukittinggi.“
“Jari kakinya lentik banget seperti bulu mata anti badai milik artis papan atas.“
Semua berharap ada bejibun komen biar bisa jadi viral dan beralih profesi jadi selebgram. Cita-cita ingin jadi terkenal, tetapi secara instan dengan menjual harga diri dan memutus urat malu. Bahkan, kita jadi sulit membedakan mana wanita muslimah dengan wanita agama lain karena sudah sama-sama berpakaian mini. Kalaupun ada wanita muslimah yang menutup aurat, malah ketat, jauh dari tutorial syariat, dan kaki masih telanjang.
Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dalam hadis riwayat Muslim yang artinya:
“Dua orang dari penghuni neraka yang belum aku pernah melihatnya, satu, seorang kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi dengannya mereka memukuli manusia dan kedua kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan berlenggok-lenggok, kepala mereka laksana punuk onta miring.”
Gaul Bebas Buah Sistem Bablas
Guys, sistem kapitalis yang berasaskan sekularisme membuat hidup kita semakin miris. Manusia mengingat aturan agama hanya mengatur ranah privat, sementara aturan ranah lain dibuat sesuka hati dan sesuai hawa nafsu penguasa. Karena itu, lahirlah gaya hidup bebas dan hedonisme di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Mereka bangga mempertontonkan maksiat di depan umum, malah kita merasa risih dengan sikap tersebut. Aduh, entah di mana diletakkan rasa malunya?
Hal itu membuat produk pikiran dan gaya hidup Barat gampang masuk di kepala generasi muda. Milenial terbius dengan jajanan food, fun, dan fashion ala Barat yang katanya unik dan trendi. Mereka latah mengikuti tren yang tengah viral tanpa memfilter esensi tren tersebut, apalagi tren yang jelas bertentangan dengan syariat dan identitas sebagai seorang muslimah. Akan tetapi, kok masih diambil dan diadopsi?
Terutama dalam segi pakaian, remaja muslimah berbondong-bondong mengumbar aurat dan mengenakan pakaian mini. Mereka kembali pada gaya perempuan jahiliah zaman dahulu. Sungguh miris, dengan alasan mengikuti tren, syariat Islam ditabrak habis tanpa dilirik sedikit pun.
Maka, benarlah apa yang dikatakan Allah bahwa hukum buatan manusia merupakan sumber petaka, hukum yang didasarkan pada hawa nafsu, bukan wahyu hingga menimbulkan banyak penderitaan hidup. Lantas, masihkah berharap pada sistem kapitalis yang bengis?
Gaul Sehat Sesuai Syariat
Guys, jika gaul diukur dari segi pakaian, semakin kekurangan bahan dan serba mini dikatakan semakin keren, maka manusia purbakala dan kaum jahiliah dulu lebih gaul. Masa iya, mau pulang kampung ke masa megalitikum?
Islam hadir di muka bumi membawa aturan yang sempurna dan lengkap, termasuk Al-Qu’ran yang mengatur pakaian perempuan. Aturan Islam berdasarkan wahyu Allah yang mutlak benar karena Dia yang Maha Benar atas segala sesuatu.
Muslimah wajib mengenakan gamis/ jilbab yang terdapat pada QS Al-Ahzab: 59 dan mengenakan kerudung yang terdapat QS An-Nur: 31, dilengkapi dengan kaus kaki.
Maka, kita harus semangat belajar agar tahu hukum Islam secara kaffah, bukan malah sibuk mengkhayal oppa. Jangan sampai wajah ditutupi dengan cadar, tetapi kaki malah dibiarkan terbuka lebar.
Dari seuntai hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah, Rasulullah bersabda:
Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah pun berpaling darinya dan bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haid (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini,” beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.” (HR Daud).
Islam tidak melarang gaul dan mengikuti tren, asal tidak bertentangan secara syariat. Akan tetapi, jika budaya yang ada sudah mengusik aturan Al-Qur’an, maka tak ada tempat bagi budaya tersebut dalam naungan Islam. Sebab, khalifah sangat menjaga akidah umat dan identitas setiap muslim.
So, jadilah milenial yang gaul sehat sesuai syariat dengan selalu taat kepada Allah. Kita wajib bangga menunjukkan identitas sebagai muslim di depan publik. Yuk, rapatkan barisan untuk mengapai cahaya kemenangan Islam. Allahuakbar!