Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sambut Tahun Ajaran Baru, SMAN 3 Bireuen Siap Cegah Perundungan dan Kekerasan di Sekolah

Minggu, 14 Juli 2024 | 14:08 WIB Last Updated 2024-07-14T07:08:08Z

Foto siswa SMA N 3 Bireuen bersama Wakil Kepala Bidang Kesiswaan dan Pembina OSIS



Detikacehnews.id | Bireuen - Memasuki tahun ajaran baru, SMA Negeri 3 Bireuen kembali menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan dampak negatif dari perundungan dan kekerasan di sekolah, pihak sekolah telah merancang serangkaian program dan kebijakan yang bertujuan untuk mencegah dan menangani masalah tersebut dengan lebih efektif.


Komitmen SMA Negeri 3 Bireuen untuk memberantas perundungan bukanlah hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah ini telah menjadi pelopor dalam upaya pencegahan perundungan di kalangan siswa. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Bireuen, Abdullah, S.Pd., MM., menyampaikan bahwa menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan dan kekerasan merupakan prioritas utama sekolah. "Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa merasa aman dan dihargai di sekolah ini. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan berbagai langkah preventif dan responsif untuk menangani perundungan dan kekerasan," ujarnya.


Salah satu inisiatif yang diperkenalkan adalah program "Sekolah Tanpa Perundungan". Program ini mencakup berbagai kegiatan edukatif yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Melalui sosialisasi dan sesi diskusi, pihak sekolah berupaya meningkatkan kesadaran akan bahaya perundungan serta memberikan pemahaman tentang cara menghadapinya.


Untuk mendukung program ini, SMAN 3 Bireuen juga membentuk Tim Anti-Perundungan yang terdiri dari guru, konselor, dan perwakilan siswa. Tim ini bertugas untuk memantau situasi di sekolah, memberikan pendampingan kepada korban, serta mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perundungan. "Kami percaya bahwa kolaborasi antara semua pihak adalah kunci untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman," tambah Abdullah.


Peran guru dan konselor juga ditingkatkan melalui pelatihan khusus yang diselenggarakan secara berkala. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan keterampilan dalam mengenali tanda-tanda perundungan dan kekerasan serta cara menanganinya dengan tepat. "Guru dan konselor adalah garda terdepan dalam upaya pencegahan perundungan. Oleh karena itu, kami memastikan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai," jelasnya.


Selain fokus pada internal sekolah, SMAN 3 Bireuen juga melibatkan orang tua dan komunitas dalam upaya pencegahan perundungan. Melalui program "Sekolah Ramah Anak", pihak sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk mendiskusikan berbagai isu terkait keamanan dan kesejahteraan siswa. Orang tua diajak untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang positif di rumah dan mendukung anak-anak mereka dalam mengatasi masalah yang mungkin dihadapi di sekolah.


Kerjasama dengan pihak kepolisian dan lembaga perlindungan anak juga dilakukan untuk memberikan perlindungan maksimal kepada siswa. "Kami ingin memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan, baik di sekolah maupun di luar sekolah," ujarnya.


Dengan berbagai langkah yang telah diambil, SMAN 3 Bireuen menunjukkan keseriusan dan komitmen tinggi dalam mencegah perundungan dan kekerasan di sekolah. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan positif bagi seluruh siswa. Memasuki tahun ajaran baru, SMAN 3 Bireuen siap menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari perundungan dan kekerasan.


Dukungan dari semua pihak, termasuk siswa, guru, orang tua, dan komunitas, menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan kerja sama yang erat, harapan akan terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan harmonis dapat terwujud, memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Bireuen.