Penyanyi dan musisi ternama Indonesia, Bondan Prakoso
Detikacehnews.id | Lhokseumawe – Konser yang seharusnya menjadi ajang hiburan besar bagi warga Kota Lhokseumawe, Sabtu malam (7/9/2024), terpaksa dibatalkan secara mendadak. Penyanyi dan musisi ternama Indonesia, Bondan Prakoso, yang dijadwalkan tampil di Lapangan Jenderal Sudirman, membatalkan konsernya untuk memberikan penghormatan kepada ulama kharismatik Aceh, Tgk Muhammad Yusuf atau yang lebih dikenal sebagai Tu Sop, yang meninggal dunia pada hari yang sama di Jakarta.
Tu Sop, ulama besar yang sangat dihormati di Aceh, wafat pada usia 60 tahun. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam di hati masyarakat Aceh. Sosok Tu Sop dikenal karena kiprahnya dalam dakwah Islam dan pengaruhnya dalam masyarakat, khususnya dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman di Aceh.
Pembatalan konser ini bukan hanya keputusan sepihak dari pihak penyelenggara acara atau Bondan sendiri, melainkan hasil koordinasi antara panitia, musisi, serta pihak berwenang. Kolonel Inf Ali Imran, Komandan Korem 011 Lilawangsa, mengajukan permintaan kepada pihak penyelenggara untuk menghentikan konser dan menggantinya dengan acara tahlilan sebagai bentuk penghormatan bagi almarhum Tu Sop.
Permintaan tersebut disambut dengan baik oleh Bondan dan timnya. Baik Bondan maupun pihak event organizer sepakat untuk membatalkan konser, mengingat kepergian Tu Sop yang dianggap sebagai peristiwa penting dan perlu dihormati oleh seluruh lapisan masyarakat Aceh. Mereka juga memutuskan bahwa konser ini akan dijadwalkan ulang pada waktu yang lebih tepat.
Meski konser dibatalkan, Bondan Prakoso tetap menyempatkan diri untuk naik ke atas panggung dan memberikan pernyataan singkat di hadapan para penonton yang sudah menanti kehadirannya. Dalam pidatonya, Bondan menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Tu Sop.
"Kami sangat turut berduka cita atas berpulangnya almarhum Tu Sop, ulama besar yang sangat dihormati di Aceh. Saya berdoa agar beliau ditempatkan di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ungkap Bondan dengan penuh keharuan.
Meskipun konser yang dinantikan gagal terselenggara, Bondan menyatakan bahwa ia memahami dan sepenuhnya mendukung keputusan tersebut. Ia berjanji akan kembali lagi ke Lhokseumawe di lain kesempatan. “Insya Allah pada waktu yang lebih tepat, kita akan berjumpa lagi. Terima kasih atas pengertian dan respons luar biasa dari masyarakat Lhokseumawe,” ujar Bondan yang disambut tepuk tangan dari penonton.
Sebagai wujud rasa hormat, Bondan bersama seluruh timnya tidak hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi juga turut menghadiri acara tahlilan yang diadakan untuk mendoakan almarhum Tu Sop. Setelah mengikuti acara tahlilan, Bondan dan rombongannya kemudian bertolak ke Jakarta. Mereka memilih perjalanan darat menuju Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara untuk melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Keputusan Bondan untuk membatalkan konsernya dan turut serta dalam tahlilan mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat Lhokseumawe. Banyak warga yang memuji sikap musisi tersebut, yang dinilai sangat menghargai kearifan lokal dan tradisi Aceh.
Keputusan Bondan untuk membatalkan konsernya dan turut serta dalam tahlilan mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat Lhokseumawe. Banyak warga yang memuji sikap musisi tersebut, yang dinilai sangat menghargai kearifan lokal dan tradisi Aceh.
“Keputusan ini menunjukkan bagaimana Bondan benar-benar peduli dengan nilai-nilai dan tradisi di Aceh. Kami sangat menghargai sikapnya yang mau memahami situasi ini dan mendukung kami dalam berduka,” ujar salah seorang warga yang hadir di lokasi konser.
Kepergian Tu Sop memang merupakan duka mendalam bagi masyarakat Aceh, namun respons positif dari Bondan dan panitia penyelenggara turut meringankan suasana duka tersebut. Konser yang semula dijadwalkan sebagai ajang hiburan, justru berubah menjadi momen penghormatan kepada sosok ulama besar yang telah berpulang.
Meskipun konser dibatalkan, acara tahlilan berjalan khidmat dan dihadiri oleh banyak orang, termasuk Bondan dan timnya. Bondan pun kembali ke Jakarta dengan meninggalkan kesan mendalam bagi warga Lhokseumawe, tidak hanya sebagai seorang musisi, tetapi juga sebagai sosok yang menghargai tradisi dan budaya setempat.
Kepergian Tu Sop memang merupakan duka mendalam bagi masyarakat Aceh, namun respons positif dari Bondan dan panitia penyelenggara turut meringankan suasana duka tersebut. Konser yang semula dijadwalkan sebagai ajang hiburan, justru berubah menjadi momen penghormatan kepada sosok ulama besar yang telah berpulang.
Meskipun konser dibatalkan, acara tahlilan berjalan khidmat dan dihadiri oleh banyak orang, termasuk Bondan dan timnya. Bondan pun kembali ke Jakarta dengan meninggalkan kesan mendalam bagi warga Lhokseumawe, tidak hanya sebagai seorang musisi, tetapi juga sebagai sosok yang menghargai tradisi dan budaya setempat.
Dengan ini, masyarakat Aceh khususnya di Lhokseumawe berharap Bondan dan timnya dapat kembali lagi dalam waktu dekat, menggelar konser yang telah mereka nantikan, namun kali ini dengan suasana yang lebih cerah dan penuh sukacita.