Dua dosen terbaik dari Universitas Almuslim, Misnar, MA dan Dr. Cut Azizah, ST., MT foto bersama peserta pelatihan ekoduwisata Paya Nie
Detikacehnews.id | Bireuen - Wisata Paya Nie yang terletak di desa Blang Mee, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen menjadi tuan rumah pelatihan Training of Trainers (ToT) bagi praktisi pendidikan lingkungan hidup pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Aceh Wetland Foundation (AWS) bekerja sama dengan PT. PIM, Dinas Pendidikan Bireuen, DLHK Bireuen, DLHK Provinsi Aceh, serta Universitas Almuslim. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta, terdiri dari anak-anak muda yang antusias dalam pengembangan ekowisata dan pelestarian lingkungan.
Mengusung konsep open class paya nie berbasis lesson study, pelatihan ini dirancang untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengelola ekowisata dan konservasi lingkungan secara praktis. Pelatihan ini menawarkan materi komprehensif mengenai pengelolaan dan pelestarian rawa serta teknik konservasi berbasis pengetahuan ekologi.
Pelatihan ini menampilkan para pemateri terbaik dari Universitas Almuslim. Misnar, MA., dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Almuslim, memberikan materi dengan pendekatan lesson study, sebuah metode pembelajaran yang ia kuasai dan dikenal luas. Dalam sesi ini, Misnar mengajarkan peserta mengenai karakteristik vegetasi antara rawa dalam dan rawa tepi Paya Nie serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman purun. Dengan pengalaman dan metodologinya yang kuat, Misnar berhasil memfasilitasi diskusi interaktif dan studi kasus yang mendalam, memungkinkan peserta untuk menerapkan pengetahuan secara praktis.
Foto: Misnar, MA
Sementara itu, Dr. Cut Azizah, ST, MT dari Pascasarjana Universitas Almuslim, membahas topik-topik terkait rencana pemulihan ekosistem. Materi yang disampaikannya mencakup pengembangan rencana pemulihan untuk menjaga keberlanjutan rawa air tawar Paya Nie serta rencana pemulihan berbasis pengetahuan ekologi. Penjelasan Dr. Cut Azizah tentang teknik konservasi dan pemulihan ekosistem memberikan wawasan berharga tentang bagaimana melindungi dan memelihara keanekaragaman hayati lokal.
Diketahui, Dr. Cut Azizah merupakan dosen Pascasarjana Universitas Almuslim dan ahli lingkungan dengan konsentrasi ilmu S3 di bidang konservasi. Dr. Cut Azizah juga sebagai ketua penulis modul lingkungan dan penulis modul lingkungan sekolah dasar, memberikan wawasan mendalam tentang karakteristik habitat rawa dan teknik konservasi yang relevan. Pengetahuan dan keahliannya dalam ilmu lingkungan sangat mendukung pelatihan ini.
Pelatihan ini merupakan contoh nyata dari sinergi antara berbagai institusi untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan ekoduwisata dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat kapasitas SDM lokal, tetapi juga mendukung upaya konservasi yang berkelanjutan di kawasan Paya Nie.
Foto: Dr. Cut Azizah, ST, MT
Pelatihan ini merupakan contoh nyata dari sinergi antara berbagai institusi untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan ekoduwisata dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat kapasitas SDM lokal, tetapi juga mendukung upaya konservasi yang berkelanjutan di kawasan Paya Nie.
Selain itu, ekoduwisata Paya Nie juga siap menerima murid dari 233 sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bireuen untuk terlibat dalam proses pembelajaran lingkungan di ekoduwisata Paya Nie. Inisiatif ini merupakan langkah signifikan untuk memperkenalkan dan mendalami konsep-konsep konservasi dan lingkungan hidup kepada generasi muda secara langsung di lokasi yang relevan.
Dalam sesi wawancara dengan awak media detikacehnews.id (3/9), Misnar menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pramuwisata dan memberikan sertifikasi kompetensi sesuai dengan standar nasional dan internasional. Para peserta diharapkan dapat mengembangkan dan memelihara pengetahuan pramuwisata, meningkatkan keterampilan dalam memberikan informasi dan bimbingan selama tur, menerapkan etika dan standar keselamatan dalam pekerjaan pramuwisata, dan Menyediakan interpretasi budaya dan lingkungan yang akurat.
Pelatihan ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, dengan sesi yang meliputi berbagai topik penting seperti pengelolaan tur, pengetahuan flora dan fauna, serta etika berpenampilan dan perbuatan pramuwisata.
Dalam era globalisasi dan tuntutan pasar pariwisata yang semakin tinggi, pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja di sektor pariwisata, khususnya pramuwisata, memiliki kompetensi yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta Mutual Recognition Arrangement (MRA). Dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan, pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat posisi pramuwisata sebagai frontliner yang mampu memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memajukan ekowisata dan melestarikan lingkungan Paya Nie, sekaligus memberikan bekal kepada generasi muda untuk berperan aktif dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata yang ramah lingkungan.
Pelatihan ToT di Paya Nie ini merupakan langkah strategis dalam memajukan ekowisata dan konservasi lingkungan di daerah tersebut. Dengan melibatkan para ahli dari Universitas Almuslim dan berbagai pihak terkait, diharapkan dapat menghasilkan SDM pramuwisata yang terampil, kompeten, dan siap menghadapi tantangan dalam industri pariwisata yang terus berkembang. Pelatihan ini juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan Paya Nie, sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan pengembangan wisata lokal.
Dalam sesi wawancara dengan awak media detikacehnews.id (3/9), Misnar menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pramuwisata dan memberikan sertifikasi kompetensi sesuai dengan standar nasional dan internasional. Para peserta diharapkan dapat mengembangkan dan memelihara pengetahuan pramuwisata, meningkatkan keterampilan dalam memberikan informasi dan bimbingan selama tur, menerapkan etika dan standar keselamatan dalam pekerjaan pramuwisata, dan Menyediakan interpretasi budaya dan lingkungan yang akurat.
Pelatihan ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, dengan sesi yang meliputi berbagai topik penting seperti pengelolaan tur, pengetahuan flora dan fauna, serta etika berpenampilan dan perbuatan pramuwisata.
Dalam era globalisasi dan tuntutan pasar pariwisata yang semakin tinggi, pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja di sektor pariwisata, khususnya pramuwisata, memiliki kompetensi yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta Mutual Recognition Arrangement (MRA). Dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan, pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat posisi pramuwisata sebagai frontliner yang mampu memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memajukan ekowisata dan melestarikan lingkungan Paya Nie, sekaligus memberikan bekal kepada generasi muda untuk berperan aktif dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata yang ramah lingkungan.
Pelatihan ToT di Paya Nie ini merupakan langkah strategis dalam memajukan ekowisata dan konservasi lingkungan di daerah tersebut. Dengan melibatkan para ahli dari Universitas Almuslim dan berbagai pihak terkait, diharapkan dapat menghasilkan SDM pramuwisata yang terampil, kompeten, dan siap menghadapi tantangan dalam industri pariwisata yang terus berkembang. Pelatihan ini juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan Paya Nie, sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan pengembangan wisata lokal.