Detikacehnews.id | Banda Aceh – Pelatih Muaythai dari Jawa Timur (Jatim), Soldier of Tune, yang tengah berada di Aceh untuk mengikuti perhelatan PON XXI Aceh-Sumut, mengalami pengalaman yang tak akan ia lupakan. Dalam dua kesempatan berbeda, handphone miliknya hilang di area Balai Mesuraya Aceh (BMA), namun berkat kejujuran masyarakat Aceh, kedua perangkat tersebut kembali ke tangannya dengan selamat. Pengalaman ini membuatnya semakin terkesan dengan karakter masyarakat Aceh yang jarang ia temui di tempat lain.
Peristiwa pertama terjadi ketika Soldier meninggalkan handphonenya di toilet Balai Mesuraya Aceh. Tanpa sadar, ia berjalan keluar dan baru menyadari barang berharganya tertinggal beberapa waktu kemudian. Kaget dan panik, ia segera kembali ke lokasi, namun yang terjadi selanjutnya membuatnya tertegun. Handphone tersebut telah ditemukan oleh salah seorang warga Aceh yang kemudian menyerahkannya ke petugas keamanan di area PON.
Tak berhenti sampai di situ, beberapa hari kemudian, handphone milik Soldier kembali hilang, kali ini di pelataran BMA. Lagi-lagi, masyarakat Aceh yang menemukan alat komunikasi tersebut tidak berniat menyimpannya. Mereka segera menyerahkan handphone tersebut kepada petugas, memastikan barang yang hilang kembali ke pemiliknya.
Soldier merasa heran dan kagum sekaligus. Di tempat asalnya, menurutnya, barang berharga seperti handphone yang hilang di tempat umum hampir pasti sudah berpindah tangan dan sulit untuk ditemukan kembali. Namun di Aceh, dua kali handphonenya hilang, dan dua kali pula ia mendapatkan kembali barang tersebut dalam keadaan utuh.
“Kejadian seperti ini tidak mungkin terjadi di tempat saya. Kalau di Jawa Timur, bisa dipastikan handphone yang hilang tidak akan kembali. Tapi di sini, di Aceh, masyarakat begitu jujur dan peduli. Ini sangat luar biasa,” ungkap Soldier dengan penuh kekaguman.
Bagi Soldier, kejujuran masyarakat Aceh adalah sesuatu yang jarang ditemukan di wilayah lain. Ia menyadari bahwa nilai-nilai luhur seperti ini masih sangat dijunjung tinggi oleh penduduk setempat. Pengalaman ini memberi pandangan baru tentang masyarakat Aceh yang lebih dari sekadar tuan rumah bagi PON XXI.
"Yang seru di Aceh bukan hanya PON-nya, tapi juga kejujuran masyarakatnya. Ini yang membuat saya merasa sangat berkesan," tambahnya.
Kisah Soldier of Tune ini mencerminkan salah satu karakter kuat masyarakat Aceh yang masih memegang teguh nilai kejujuran dan kepedulian sosial. Dalam berbagai kesempatan, Aceh memang dikenal dengan adat dan tradisinya yang kental, termasuk nilai-nilai Islam yang mengajarkan pentingnya berlaku jujur dan amanah.
Bagi masyarakat Aceh, menjaga kepercayaan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan bukan sekadar kewajiban, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Nilai ini tampaknya begitu terasa bahkan dalam hal-hal kecil, seperti mengembalikan barang yang hilang.
Pengalaman Soldier juga menjadi bukti bahwa Aceh bukan hanya kaya dengan budaya dan sejarah, tetapi juga diperkaya oleh karakter masyarakatnya yang jujur, ramah, dan peduli sesama. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kejujuran dan integritas masih bisa ditemukan di berbagai penjuru negeri, dan Aceh adalah salah satu tempat yang masih memelihara nilai-nilai ini dengan baik.
Kehadiran Soldier di Aceh untuk PON XXI tidak hanya meninggalkan kesan tentang kompetisi yang sengit dan meriah, tetapi juga memberikan pandangan baru tentang kehidupan masyarakat Aceh. Bagi banyak orang luar, Aceh mungkin hanya dikenal sebagai daerah yang pernah dilanda konflik dan bencana, namun pengalaman pelatih Muaythai Jatim ini menjadi kisah inspiratif yang menunjukkan wajah lain dari Aceh: tempat di mana nilai-nilai luhur masih hidup di tengah masyarakat.
Dengan antusias, Soldier pun menyatakan ketertarikannya untuk mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan dan masyarakat Aceh. "Ada banyak hal yang menarik dari Aceh, dan saya ingin tahu lebih banyak. Kejujuran ini hanya salah satu dari banyak nilai baik yang dimiliki oleh masyarakat di sini," pungkasnya.
Kejujuran, integritas, dan kepedulian sosial yang ditunjukkan oleh masyarakat Aceh dalam kisah Soldier adalah cerminan dari kekayaan karakter yang dimiliki oleh bangsa ini. Di tengah kemajuan zaman dan perubahan sosial, nilai-nilai seperti ini masih bertahan kuat di Aceh, menjadikannya sebagai teladan bagi daerah lain.
Dan bagi Soldier of Tune, Aceh bukan hanya tempat bertanding, tetapi juga tempat belajar tentang nilai kejujuran yang hakiki.