Pesan Ulama Kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tu Sop Jeunieb
Detikacehnews.id | Bireuen - Aceh kehilangan sosok ulama kharismatiknya, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tu Sop Jeunieb pada Sabtu, 7 September 2024. Namun, dalam berbagai tausiyahnya, Tu Sop selalu menanamkan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya peran Islam dalam kehidupan, terutama dalam dunia politik. Sebagai Ketua PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari’at Islam (KWPSI), pandangannya tentang hubungan erat antara Islam dan politik selalu menjadi rujukan bagi banyak orang.
Dalam salah satu tausiyahnya, Tu Sop menguraikan bahwa Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah bukan hanya untuk menyelamatkan diri dari ancaman musuh, melainkan untuk membuka babak baru dalam sejarah peradaban Islam. Menurut Tu Sop, hijrah Rasulullah ke Madinah menghasilkan tiga hal yang tidak ditemukan di Mekkah, yaitu nubuwwah (kenabian), mulku (kerajaan), dan sultanah (pemerintahan). Ketiga elemen ini, kata Tu Sop, membentuk landasan bagi gelar Muhammad Afdhalul Rasul, yang menempatkan Rasulullah sebagai Nabi terbaik di antara para nabi lainnya.
Tu Sop menjelaskan bahwa peradaban Islam di Madinah adalah contoh nyata bagaimana Islam memainkan peran sentral dalam pembentukan masyarakat yang adil dan teratur. Rasulullah SAW, ujar Tu Sop, tidak hanya diakui sebagai Nabi dan utusan Allah, tetapi juga sebagai raja yang titahnya dipatuhi dan seorang Sultan yang memiliki kekuatan militer untuk melindungi masyarakat dari ancaman eksternal. "Rasulullah juga seorang Sultan yang punya power, tentara, dan kekuatan pertahanan," ungkap Tu Sop, menekankan pentingnya kekuatan dan pemerintahan dalam membangun dasar peradaban.
Menurut Tu Sop, kekuatan Islam di Madinah tidak terlepas dari peran Rijal Haula Rasul, yaitu para sahabat Rasul yang dengan sepenuh hati mendukung perjuangannya. Para tokoh seperti Umar bin Khattab dengan keberaniannya, Abdurrahman bin ‘Auf dengan kekayaannya, serta para sahabat lainnya, semuanya memainkan peran penting dalam mengokohkan perjuangan Islam. Mereka yang memiliki harta menyumbangkannya untuk Islam, sementara mereka yang memiliki tenaga dan keterampilan memberikan kontribusinya untuk umat.
Salah satu pandangan yang sering disampaikan Tu Sop dalam ceramahnya adalah pentingnya mengintegrasikan agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam politik. Bagi Tu Sop, politik yang tidak diwarnai dengan nilai-nilai Islam akan menjadi fitnah besar, baik bagi agama itu sendiri maupun bagi masa depan suatu bangsa. “Jika agama tidak hadir memperbaiki politik, maka politik itu akan menjadi fitnah besar bagi agama dan masa depan bangsa," tegasnya.
Tu Sop menekankan bahwa dalam sejarah Islam, kekuatan politik dan agama tidak dapat dipisahkan. Ketika umat Islam menjadikan Islam sebagai pedoman dalam politik, ekonomi, dan kehidupan sosial, maka umat akan unggul. Sebaliknya, ketika Islam ditinggalkan dalam proses politik, keruntuhan akan segera mengikuti. Menurutnya, kerajaan-kerajaan besar Islam runtuh justru ketika mereka mulai meninggalkan ajaran agama, dan sebaliknya, kebangkitan umat Islam terjadi saat mereka menjadikan Islam sebagai bagian integral dari kehidupan mereka.
Dalam pandangannya, Tu Sop sering mengaitkan konsep fardhu kifayah dengan kebutuhan umat akan profesionalisme di berbagai bidang, termasuk politik. Islam, katanya, harus hadir sebagai solusi atas berbagai permasalahan, termasuk dalam urusan politik. Ia menegaskan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab kolektif untuk memastikan bahwa politik dikelola dengan benar, berdasarkan nilai-nilai Islam. Jika umat Islam kekurangan ahli dalam bidang politik, ekonomi, atau kedokteran, maka akan muncul kesenjangan besar yang akan berdampak buruk bagi seluruh umat.
"Maka itu, ketika kita berpikir bahwa umat Islam harus sehat, maka harus ada dokter-dokter. Begitu juga ekonomi harus kuat karena itu modal untuk ibadah. Kalau kita kekurangan para ahli yang paham ekonomi dan kedokteran, maka umat Islam akan berdosa," kata Tu Sop, menekankan pentingnya kehadiran Islam dalam setiap aspek kehidupan, termasuk politik.
Sebagai penutup, Tu Sop sering mengutip pesan terkenal dari Umar bin Khattab yang menggambarkan betapa pentingnya Islam sebagai dasar kekuatan umat. “Kita adalah umat yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan Islam. Maka jangan sekali-kali meninggalkan Islam,” ujar Tu Sop mengutip ucapan sahabat besar Rasulullah. Bagi Tu Sop, ungkapan ini adalah pengingat bagi umat Islam bahwa kemuliaan hanya bisa dicapai dengan menjadikan Islam sebagai pedoman utama, terutama dalam kehidupan politik.
Dalam pandangan Tu Sop, Islam bukanlah agama yang hanya mengatur urusan ibadah ritual semata. Islam harus hadir dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk politik, untuk memastikan terciptanya tatanan dunia yang adil dan sejahtera. Jika umat Islam ingin maju, mereka harus mempraktikkan ajaran agamanya dalam setiap aspek kehidupan. Sebagaimana yang terjadi di Eropa, kemajuan negara-negara Barat mungkin terjadi setelah mereka meninggalkan agama, namun dalam sejarah Islam, justru kemajuan terjadi ketika agama dijadikan sebagai pedoman utama.
Dengan wafatnya Tu Sop, Aceh kehilangan salah satu ulama yang selalu menyuarakan pentingnya peran Islam dalam membangun peradaban yang kuat, termasuk dalam dunia politik. Namun, pesan-pesannya tentang pentingnya politik yang berbasis nilai-nilai Islam akan terus menjadi panduan bagi generasi mendatang.
"Tulisan ini saya dedikasikan sebagai pengingat bagi diri saya pribadi dan masyarakat umum tentang harapan terbesar dari sosok ulama yang kita cintai, Tu Sop. Beliau selalu menekankan pentingnya mewujudkan perubahan besar dalam politik dengan menjadikan Islam sebagai pondasinya. Melalui berbagai tausiah yang beliau sampaikan, yang saya kutip dari berbagai unggahan media, kita dapat memahami pandangan beliau tentang hubungan antara Islam dan politik".
"Meskipun Tu Sop telah meninggalkan kita dan berpulang ke hadirat Allah SWT, cita-cita dan pesan beliau tetap hidup. Semoga upaya kita dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam dunia politik dapat mewujudkan harapan terbesar beliau. Kehilangan ini menjadi dorongan untuk kita terus berusaha mewujudkan visi beliau dan menjaga pesan-pesannya agar tetap relevan dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari".
Salam dari saya penulis pemula media online, Elga Safitri.
Semoga bermanfaat!