Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Mualem (Muzakir Manaf) dan Dek Fadh (Fadhlullah)
Detikacehnews.id | Banda Aceh – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Mualem (Muzakir Manaf) dan Dek Fadh (Fadhlullah), kembali mencuri perhatian publik melalui penyampaian visi-misi mereka. Salah satu gagasan besar yang dipaparkan oleh pasangan ini adalah pembangunan Embarkasi Haji terbesar di Aceh, yang diharapkan dapat menjadi pusat pemberangkatan dan pelayanan haji terbesar di Asia Tenggara.
Meski menuai pro dan kontra, terutama di kalangan masyarakat Aceh yang melihat wacana ini dalam konteks lokal dan kaitannya dengan Pilkada Aceh, cita-cita ini dinilai bukan sekadar utopia. Menurut Mualem-Dek Fadh, gagasan ini telah dibicarakan dengan berbagai pihak di tingkat nasional, termasuk dengan Kementerian Agama, yang memiliki wewenang terkait urusan haji di Indonesia.
Dalam konteks visi nasional, wacana pembangunan Embarkasi Haji terbesar ini tidak hanya sebatas mimpi, melainkan bisa menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Dek Fadh, yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR-RI dan juga pengurus teras Partai Gerindra di Aceh, menyebutkan bahwa ide besar ini lahir dari berbagai diskusi dengan pihak-pihak di pusat. Cita-cita ini, menurutnya, juga telah mendapatkan perhatian di DPR-RI, sehingga wacana ini perlu disambut secara positif oleh seluruh masyarakat Aceh.
Dek Fadh menjelaskan bahwa sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan Aceh sebagai salah satu embarkasi haji terbesar. Dengan 87,18% penduduk Indonesia yang beragama Islam, atau sekitar 207 juta jiwa, kebutuhan akan fasilitas haji yang memadai menjadi prioritas nasional. Jika terealisasi, embarkasi ini akan menjadi pusat pemberangkatan jemaah haji dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan negara-negara tetangga.
Selain membawa keuntungan bagi sektor keagamaan, pembangunan Embarkasi Haji di Aceh juga diyakini akan memberikan dampak positif yang luas bagi perekonomian daerah. Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) di Banda Aceh diproyeksikan akan berkembang menjadi salah satu bandara transit internasional yang maju, terutama dalam melayani jemaah haji dan umrah. Dengan bertambahnya jumlah penerbangan internasional, Aceh juga akan diuntungkan dari sisi pariwisata religi dan ekonomi transportasi udara.
“Jika embarkasi ini terwujud, maka Aceh akan menjadi salah satu pusat transportasi udara terpenting di Asia Tenggara. Kegiatan haji dan umrah akan mendongkrak aktivitas bandara, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat,” ujar Mualem.
Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan proyek sebesar ini adalah pendanaan. Dengan anggaran pendapatan dan belanja Aceh (APBA) yang terbatas, fiskal daerah tidak akan mampu menanggung beban triliunan rupiah untuk proyek sebesar ini. Oleh karena itu, Mualem-Dek Fadh menegaskan bahwa dukungan pemerintah pusat sangat diperlukan.
“Ini bukan proyek yang bisa ditangani oleh Aceh sendiri. Fiskal kita tidak cukup. Untuk itu, kita harus berkolaborasi dengan seluruh komponen, baik di tingkat lokal maupun nasional, agar proyek ini bisa terealisasi sebagai program nasional di Aceh,” ungkap Dek Fadh. Ia menambahkan, proyek ini harus menjadi cita-cita bersama seluruh elemen masyarakat Aceh demi kemajuan daerah ke depan.
Mualem-Dek Fadh menyadari bahwa gagasan besar ini membutuhkan dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat, termasuk ulama, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah. Dengan menjadikan proyek ini sebagai salah satu prioritas nasional, Aceh diharapkan tidak hanya dikenal sebagai Serambi Mekkah, tetapi juga sebagai pusat pemberangkatan haji yang modern dan memiliki standar internasional.
“Pro-kontra di tengah masyarakat itu wajar, namun yang lebih penting adalah kita semua bersatu untuk mencapai tujuan mulia ini. Jika kita bersama-sama mendukung, Aceh bisa menjadi salah satu provinsi terdepan dalam melayani kebutuhan ibadah umat Muslim, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara,” tutup Mualem.
Pasangan Mualem-Dek Fadh yakin bahwa pembangunan Embarkasi Haji terbesar ini akan membawa banyak manfaat bagi Aceh. Tidak hanya sebagai upaya memperkuat identitas Aceh sebagai pusat peradaban Islam, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ekonomi daerah dan memperkuat posisi Aceh di kancah nasional.
Wacana ini menjadi salah satu agenda besar dalam visi pasangan calon Mualem-Dek Fadh untuk Pilkada Aceh, dengan harapan besar membawa perubahan yang signifikan bagi masa depan Aceh, baik dari segi spiritual, sosial, maupun ekonomi.
Masyarakat Aceh diharapkan dapat bersatu dan mendukung gagasan ini, karena dengan tekad dan kolaborasi yang kuat, cita-cita besar ini dapat menjadi kenyataan. “Mari kita bersatu untuk Aceh yang lebih baik. InsyaAllah, dengan dukungan kita semua, Aceh akan berjaya,” pungkas Mualem-Dek Fadh.
Wacana ini menjadi salah satu agenda besar dalam visi pasangan calon Mualem-Dek Fadh untuk Pilkada Aceh, dengan harapan besar membawa perubahan yang signifikan bagi masa depan Aceh, baik dari segi spiritual, sosial, maupun ekonomi.