Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dr. Sari Rizki Dampingi Pj Bunda PAUD Gelar Survei Instansi Pendidikan Anak Usia Dini di Bireuen

Senin, 21 Oktober 2024 | 17:10 WIB Last Updated 2024-10-21T10:10:02Z

Ketua Bidang Pendidikan Pokja Bunda PAUD Kabupaten Bireuen, Dr. Sari Rizki, M.Psi., bersama Pj. Bunda PAUD Kabupaten Bireuen, Vilzati, S.E., M.M dan tim survei lainnya hadir di PAUD Sekolah Alam Bireuen



Detikacehnews.id | Bireuen - Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Kabupaten Bireuen, Dr. Sari Rizki, M.Psi., tampil sebagai sosok kunci. Ketua Bidang Pendidikan Pokja Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bireuen sekaligus Ketua Program Studi PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim ini, terus berperan aktif dalam memajukan pendidikan PAUD di daerah tersebut. Salah satu langkah terbarunya adalah mendampingi Pejabat (Pj) Bunda PAUD Kabupaten Bireuen, Vilzati, S.E., M.M., dalam kegiatan survei ke beberapa PAUD dan TK di Kabupaten Bireuen.


Survei yang berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024 ini menyasar tiga lembaga pendidikan, yaitu PAUD Sekolah Alam Bireuen (SABIR), PAUD IT Bintang, dan TK Sirajul Huda. Kegiatan ini bukan hanya sekadar kunjungan biasa, tetapi menjadi bagian dari upaya Dr. Sari untuk memastikan terlaksananya target-target penting dalam transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD), yang telah direncanakan oleh tim pendidikan Kabupaten Bireuen.


Sebagai seorang akademisi sekaligus praktisi, Dr. Sari Rizki dikenal dengan dedikasinya dalam pengembangan pendidikan anak usia dini. Survei yang ia pimpin bersama Pj Bunda PAUD ini bertujuan untuk memastikan bahwa tiga target utama dalam transisi PAUD-SD benar-benar dapat terealisasi. Fokus utamanya adalah pada upaya menghapuskan praktik calistung (membaca, menulis, dan berhitung) di PAUD yang kerap dinilai membebani anak-anak pada usia yang seharusnya lebih diarahkan pada pengembangan karakter dan kreativitas.


Saya ingin memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Di usia PAUD, yang terpenting adalah membangun pondasi karakter yang kuat, bukan menekankan pada calistung yang justru bisa menghambat tumbuh kembang emosional mereka,” tegas Dr. Sari Rizki saat diwawancarai.


Dalam kegiatan ini, Dr. Sari juga menyoroti enam pondasi dasar yang menjadi fokus pembelajaran di PAUD, seperti pengembangan sosial-emosional, kemampuan berbahasa, dan keterampilan motorik. Proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di PAUD dan TK juga dipantau untuk memastikan berjalan dengan baik sesuai harapan.


Selain memperhatikan aspek transisi PAUD-SD, Dr. Sari Rizki memberikan perhatian khusus pada upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif di Bireuen. Salah satu sorotan dalam survei ini adalah peningkatan jumlah sekolah inklusif di Kabupaten Bireuen, yang memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).


Pendidikan inklusif adalah masa depan. Kita harus memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang kondisi fisik dan mentalnya, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang,” ungkap Dr. Sari Rizki. Dalam survei tersebut, ia mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai dalam hal penyediaan sarana dan prasarana bagi ABK di sekolah-sekolah yang dikunjungi.


Namun, ia juga mencatat adanya kekurangan yang perlu segera diatasi, terutama dalam hal peningkatan kompetensi guru yang menangani ABK. “Guru-guru kita masih perlu didukung dengan pelatihan lebih lanjut, terutama dalam bidang psikologi anak. Pemahaman mereka tentang kebutuhan psikologis ABK masih perlu diperkuat agar mereka bisa memberikan pendidikan yang lebih optimal,” tambahnya.


Hasil survei lapangan yang dipimpin Dr. Sari Rizki menunjukkan sejumlah kemajuan signifikan. Pertama, sudah ada peningkatan jumlah sekolah inklusif di Bireuen, sebuah langkah yang sangat positif dalam upaya menjamin hak pendidikan untuk semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Sarana dan prasarana bagi ABK di beberapa PAUD dan TK yang dikunjungi juga dinilai sudah memenuhi standar minimal yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran mereka.


Namun, Dr. Sari juga mencatat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya kompetensi dasar guru dalam memahami psikologi anak, terutama di bidang pendidikan anak usia dini. Banyak guru PAUD yang belum memiliki latar belakang pendidikan formal yang memadai di bidang psikologi dan pendidikan khusus, sehingga kemampuan mereka dalam menangani ABK masih perlu ditingkatkan.


Kita butuh lebih banyak pelatihan untuk guru-guru PAUD. Kompetensi dasar mereka, terutama di bidang psikologi dan pengajaran untuk anak usia dini, harus terus ditingkatkan. Guru PAUD tidak hanya harus bisa mengajar, tetapi juga memahami bagaimana anak-anak berpikir, merasakan, dan berkembang,” ujar Dr. Sari dengan penuh keyakinan.


Sebagai salah satu akademisi terkemuka di Bireuen yang fokus pada pendidikan anak usia dini, Dr. Sari Rizki terus memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan PAUD di kabupaten ini bergerak ke arah yang lebih baik. Komitmennya terhadap pendidikan inklusif dan peningkatan kualitas guru menunjukkan visinya yang jelas tentang masa depan pendidikan di Bireuen.


Ia juga menjadi salah satu penggerak utama dalam memastikan bahwa program transisi PAUD-SD yang tengah dijalankan di Kabupaten Bireuen tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan dengan hasil yang konkret. Survei-survei seperti yang dilakukan pada 19 Oktober 2024 ini menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mengukur pencapaian dan melihat tantangan yang harus diatasi.


Dengan berbagai tantangan yang masih harus diselesaikan, Dr. Sari Rizki tetap optimis bahwa pendidikan PAUD di Bireuen akan terus berkembang ke arah yang lebih baik. “Pendidikan anak usia dini adalah pondasi masa depan kita. Jika kita ingin membangun generasi yang kuat, kita harus mulai dari sini, dari anak-anak yang hari ini sedang duduk di bangku PAUD dan TK,” tutupnya dengan penuh harap.


Ke depan, kegiatan-kegiatan serupa diharapkan akan terus digalakkan untuk memastikan bahwa seluruh anak di Bireuen, tanpa terkecuali, mendapatkan pendidikan yang layak, inklusif, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Melalui peran serta tokoh-tokoh seperti Dr. Sari Rizki, Kabupaten Bireuen optimis dapat menjadi pelopor pendidikan PAUD yang unggul dan inklusif di masa depan.