Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Profil Singkat Mendikdasmen, Abdul Mu'ti Sosok Akademisi Inklusif dari Muhammadiyah

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:44 WIB Last Updated 2024-10-22T09:44:31Z

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.



Detikacehnews.id | Jawa Tengah - Pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru saja mengumumkan susunan kabinet pada Minggu malam, 20 Oktober 2024. Salah satu nama yang menarik perhatian publik adalah Abdul Mu'ti, yang ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen). Sosok tokoh Muhammadiyah ini bukan hanya dikenal sebagai akademisi terkemuka, tetapi juga sebagai figur yang berdedikasi terhadap pendidikan Islam inklusif dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.


Abdul Mu'ti lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 2 September 1968. Ia memulai perjalanan pendidikannya di kota kecil itu, sebelum menempuh studi lebih tinggi di IAIN Walisongo Semarang. Di sana, ia meraih gelar sarjana (S1) pada tahun 1991, yang memperkuat pemahaman Islam dan pendidikan dalam dirinya. Mu'ti kemudian melanjutkan pendidikan ke Flinders University of South Australia, di mana ia berhasil menyabet gelar Magister Pendidikan (M.Ed) pada tahun 1998.


Setelah menyerap wawasan modern tentang pendidikan di luar negeri, Abdul Mu'ti kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar Doktor yang diraihnya pada tahun 2008 semakin menegaskan keahliannya dalam bidang pendidikan Islam, serta membuka jalannya untuk menjadi guru besar di universitas tersebut.


Abdul Mu'ti tidak hanya terkenal sebagai seorang pendidik, tetapi juga sebagai seorang pemikir yang progresif. Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia menjabat sebagai guru besar pada Program Studi Pendidikan Agama Islam. Selama karier akademisnya, ia mempromosikan pentingnya pendidikan yang moderat, inklusif, dan berbasis nilai-nilai Islam yang damai.


Banyak karya tulisnya yang membahas isu-isu toleransi dan pluralisme, termasuk buku-buku seperti Toleransi Otentik dan Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama Dalam Pendidikan. Buku-buku ini sering menjadi rujukan bagi kalangan akademisi dan praktisi dalam memahami bagaimana Islam dapat berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat yang beragam. Melalui karyanya, Abdul Mu'ti mengajak para pendidik untuk membuka ruang dialog antarumat beragama, sebuah konsep yang penting untuk memperkuat kerukunan di Indonesia.


Abdul Mu'ti sudah lama aktif di organisasi Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kiprahnya dimulai sejak ia bergabung dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah pada tahun 2000. Mu'ti kemudian dipercaya menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah hingga tahun 2006, dan sejak tahun 2010, ia terus memegang posisi strategis sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


Sebagai Sekretaris Umum, ia memegang peranan penting dalam perumusan kebijakan organisasi, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu fokus utamanya adalah mendorong Muhammadiyah untuk terus berkembang sebagai organisasi Islam yang inklusif, toleran, dan berperan aktif dalam menyelesaikan masalah sosial di Indonesia. Abdul Mu'ti juga dikenal sebagai sosok yang luwes dalam berkomunikasi dengan berbagai kalangan, baik di internal Muhammadiyah maupun dengan komunitas eksternal.


Pada tahun 2023, Abdul Mu'ti terpilih sebagai Ketua Umum Indonesian Conference of Religion and Peace (ICRP), sebuah organisasi yang fokus pada promosi dialog antaragama. Dalam kapasitas ini, ia berperan besar dalam merangkul berbagai komunitas agama untuk menciptakan keharmonisan. Salah satu inisiatifnya yang sempat mengundang perhatian publik adalah konsep "Kristen Muhammadiyah" atau KrisMuha, yang bukan bermaksud menggabungkan akidah, tetapi untuk menggambarkan hubungan sosial yang erat antara warga Kristen dengan Muhammadiyah.


Kontroversi terkait KrisMuha berhasil diredam oleh Abdul Mu'ti dengan penjelasan bahwa istilah ini tidak dimaksudkan sebagai sinkretisme agama. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa KrisMuha adalah simbol dari interaksi yang sehat dan saling menghargai antara umat beragama. Melalui pendekatan ini, Abdul Mu'ti berharap dapat mendorong toleransi yang lebih besar di masyarakat, khususnya dalam konteks pendidikan.


Sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru, Abdul Mu'ti dihadapkan pada tugas besar: memimpin sebuah kementerian baru hasil pemecahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemisahan ini dilakukan untuk memperkuat fokus pemerintah dalam memajukan pendidikan di tingkat dasar dan menengah, serta menjawab tantangan kualitas pendidikan di Indonesia.


Mu'ti, yang dikenal dengan pemikirannya yang inklusif, dipercaya mampu membawa perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan dasar dan menengah. Ia diharapkan akan mendorong kebijakan-kebijakan yang memajukan pendidikan berbasis nilai-nilai kebinekaan, toleransi, dan moralitas Islam. Dengan rekam jejaknya yang solid di bidang pendidikan dan keagamaan, publik menaruh harapan besar pada kepemimpinannya dalam mengembangkan generasi muda Indonesia yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan global.


Penunjukan Abdul Mu'ti sebagai Mendikdasmen adalah sinyal bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran ingin membangun pendidikan yang tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga dalam membangun karakter bangsa yang inklusif dan toleran. Abdul Mu'ti adalah cerminan dari visi tersebut, seorang pendidik yang tak hanya berkomitmen pada dunia akademis, tetapi juga pada misi besar untuk menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.