dr. Amir Addani, M.Kes., saat memberikan sambutan pada kegiatan PAUD IT Bunda Lina
Detikacehnews.id | Bireuen - Setelah lebih dari 25 tahun mengabdikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bireuen, dr. Amir Addani, M.Kes, akhirnya resmi memasuki masa purna tugas terhitung sejak 1 Oktober 2024. Dengan pengalaman panjang dan kontribusi besar di sektor kesehatan, masa pensiun bukanlah akhir dari aktivitasnya. Justru, ia tetap bersemangat menjalankan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Mengakhiri kariernya sebagai Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kerja Sama Keistimewaan Aceh, perjalanan hidupnya penuh kontribusi bagi pembangunan kesehatan di Bireuen. Namun, masa pensiun tidak menjadi akhir bagi produktivitas dan dedikasi dr. Amir. Justru, ini menjadi babak baru bagi dirinya untuk melanjutkan pengabdian melalui berbagai kegiatan yang bermakna.
Bagi dr. Amir, masa pensiun adalah kesempatan untuk mengejar passion yang telah lama ia bangun. Berbekal pengalaman dan ilmu yang telah ia kumpulkan selama puluhan tahun, ia merancang masa pensiunnya bukan dengan istirahat panjang, tetapi dengan lebih banyak berkarya. Melalui aktivitas yang ia lakukan sekarang, ia terus membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap berkontribusi kepada masyarakat.
Tetap Melayani sebagai Dokter Praktek di Klinik Pribadi
Dr. Amir Addani masih aktif sebagai dokter praktik sore di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ia kelola sendiri, yaitu Klinik dr. H. Amir Addani, M.Kes, yang berlokasi di Jalan Kolonel Husen Yusuf No. 22, Bireuen. Klinik ini menjadi salah satu tempat layanan kesehatan yang tetap ia jalankan. Meski telah pensiun dari jabatan struktural di pemerintahan, keahlian dan kecintaannya pada dunia medis tetap mengalir dalam dirinya. Di klinik ini, ia menerima pasien setiap sore, memberikan layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat Bireuen.
Bagi masyarakat, klinik ini bukan hanya tempat untuk mendapatkan layanan kesehatan, tetapi juga menjadi tempat berkonsultasi secara pribadi dengan dr. Amir. Reputasinya sebagai seorang dokter yang berpengalaman dan bijaksana membuatnya tetap dipercaya oleh pasien-pasien lama, bahkan di masa pensiunnya. Dengan pelayanan yang penuh perhatian dan keterampilan medis yang terus ia asah, dr. Amir tak hanya merawat fisik para pasiennya, tetapi juga memberikan ketenangan dan kepercayaan bagi mereka yang datang berobat.
Praktek sore di klinik pribadinya ini juga memberikan kebebasan bagi dr. Amir untuk mengatur waktu lebih fleksibel, sehingga ia tetap bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, sembari menjaga semangat pengabdiannya di dunia kesehatan. Meskipun jadwalnya kini lebih longgar dibandingkan saat menjadi pejabat di Dinas Kesehatan, namun komitmen dr. Amir terhadap kesehatan masyarakat tidak pernah surut.
Mengajar di STIKES Payung Negeri: Mencetak Generasi Tenaga Kesehatan
Tidak hanya sibuk sebagai dokter, dr. Amir Addani juga terlibat aktif dalam dunia pendidikan tinggi. Ia mengambil peran sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Payung Negeri. Peran ini ia jalani dengan penuh semangat karena menurutnya, pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan warisan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda.
Sebagai seorang dosen, dr. Amir mengajarkan ilmu kesehatan berbasis pengalaman nyata yang telah ia peroleh selama bertahun-tahun. Baginya, pengajaran bukan sekadar menyampaikan teori, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etika, integritas, dan profesionalisme kepada calon tenaga kesehatan. Ia sering berbagi pengalaman tentang tantangan di lapangan, bagaimana mengelola tekanan dalam situasi darurat, hingga cara berkomunikasi efektif dengan pasien. Hal ini membuat mata kuliah yang diajarkannya tidak hanya hidup, tetapi juga relevan dengan praktik dunia nyata.
Mahasiswa STIKES Payung Negeri menganggap dr. Amir sebagai sosok inspiratif, yang telah menempuh perjalanan panjang di dunia kesehatan dan berhasil melewati berbagai tantangan. Kepemimpinannya selama bertahun-tahun di sektor kesehatan membuatnya mampu memberikan pandangan yang holistik tentang profesi medis, termasuk bagaimana memadukan aspek pelayanan dengan kemajuan teknologi kesehatan.
Perannya sebagai dosen juga memberinya kepuasan tersendiri. Ia merasa senang bisa berkontribusi dalam membentuk tenaga kesehatan masa depan yang berkualitas, yang nantinya akan turut membangun pelayanan kesehatan di Indonesia. Bagi dr. Amir, mengajar bukan hanya sekadar profesi baru di masa pensiun, melainkan bentuk pengabdian lain yang tak kalah penting.
Membina Pendidikan Anak Usia Dini: Yayasan Mimi Aisyah Abdullah
Tak hanya di sektor kesehatan, dr. Amir Addani juga menunjukkan perhatian besar terhadap dunia pendidikan anak usia dini. Di masa pensiunnya, ia aktif sebagai Pembina Yayasan Mimi Aisyah Abdullah, yang menaungi PAUD IT Bunda Lina di Gampong Mane Tunong, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Lembaga ini memberikan pendidikan berbasis nilai-nilai Islami kepada anak-anak usia dini, yang menjadi fondasi penting dalam membangun karakter sejak usia dini.
Peran dr. Amir di yayasan ini menunjukkan betapa ia peduli pada perkembangan generasi penerus bangsa. Baginya, pendidikan anak usia dini memiliki peran strategis dalam membentuk kepribadian dan kecerdasan anak. Ia selalu berusaha memastikan bahwa kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD tersebut didesain dengan baik, sehingga anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang positif, kreatif, dan berakhlak mulia.
Melalui yayasan ini, dr. Amir juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang mendukung keluarga-keluarga kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka. Program-program beasiswa dan bantuan pendidikan menjadi bagian dari upaya yayasan ini untuk memberikan kesempatan kepada semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi, untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Menjaga Semangat dan Kebugaran di Masa Pensiun
Selain kegiatan formal, dr. Amir Addani juga menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran di usia pensiun. Ia aktif dalam berbagai kegiatan olahraga ringan, seperti berjalan pagi dan bersepeda di sekitar kota Bireuen. Aktivitas fisik ini bukan hanya membantu menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga menjadi sarana bagi dr. Amir untuk terus berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Setiap pagi, ia sering terlihat berolahraga di taman kota, di mana ia juga menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan warga yang mengenalnya. Keakraban yang ia bangun dengan masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya membuat dr. Amir tetap merasa terhubung dan dihargai, bahkan setelah tidak lagi menjabat sebagai pejabat publik.
Bagi dr. Amir Addani, masa pensiun bukanlah akhir dari pengabdian. Kegiatannya di klinik, di dunia pendidikan, dan di yayasan pendidikan anak usia dini menjadi bukti nyata bahwa ia terus produktif dan berkontribusi bagi masyarakat. Dengan komitmen yang kuat, ia membuktikan bahwa seseorang tetap bisa berperan aktif di masyarakat, meski telah melepas jabatan struktural di pemerintahan.
Masa pensiun dr. Amir adalah contoh inspiratif bagaimana seorang profesional yang berdedikasi tetap dapat memberikan manfaat, bahkan di usia lanjut. Kegiatannya yang beragam membuktikan bahwa pensiun bukanlah akhir, melainkan awal dari pengabdian baru. Sosok dr. Amir Addani menjadi teladan bagi banyak orang bahwa selama semangat berkarya tetap ada, kontribusi bagi masyarakat akan terus berlangsung.