Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Gelar Program Pengabdian Masyarakat, Dosen Umuslim Ajak Guru TK di Wih Pesam Terapkan P5 Berbasis Budaya Gayo

Minggu, 03 November 2024 | 12:09 WIB Last Updated 2024-11-03T05:09:57Z

Guru-guru TK di Kecamatan Wih Pesam saat mengikuti Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang digelar oleh dosen Universitas Almuslim



Detikacehnews.id | Bener Meriah - Dosen dari Universitas Almuslim kembali menunjukkan komitmen mereka dalam memajukan pendidikan di daerah dengan melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Pendampingan Guru TK Se-Kecamatan Wih Pesam Melalui Pelatihan Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Berbasis Kearifan Lokal Gayo.” Kegiatan ini merupakan bagian dari hibah internal Universitas Almuslim yang diberikan kepada dosen untuk memberdayakan masyarakat, khususnya dalam dunia pendidikan.


Diketuai oleh Salpina, M.Pd., bersama dua dosen lainnya, Novysa Basri, M.Pd., dan Dr. Alfi Syahrin, M.Pd., program ini berfokus pada peningkatan pemahaman guru-guru TK di Kecamatan Wih Pesam mengenai penerapan P5, khususnya dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal Gayo dalam pembelajaran. Kegiatan PkM ini dilakukan dengan tujuan agar guru-guru TK tidak hanya memahami Profil Pelajar Pancasila secara konseptual, tetapi juga mampu mengimplementasikannya secara nyata dalam proses belajar-mengajar.


Dalam pelaksanaannya, tim dosen Universitas Almuslim berangkat dari beberapa permasalahan yang dihadapi guru-guru di Kecamatan Wih Pesam, seperti rendahnya pemahaman terhadap P5, kurangnya motivasi, dan keterbatasan dalam menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Banyak guru yang selama ini hanya mengandalkan buku teks dan belum memanfaatkan teknologi atau pendekatan berbasis proyek dalam pembelajaran.


Salpina menjelaskan bahwa penerapan P5 berbasis kearifan lokal sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini. Dengan mengangkat elemen budaya Gayo seperti bahasa, kuliner khas, dan pakaian adat dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan anak-anak dapat lebih mudah memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. “Projek ini membantu guru dan siswa untuk memahami Pancasila secara lebih mendalam dan konkret, melalui apa yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” ujar Salpina.


Selain mengintegrasikan budaya lokal, program PkM ini juga membekali para guru dengan keterampilan dasar dalam penggunaan teknologi, terutama dengan aplikasi desain Canva. Aplikasi ini dipilih agar guru dapat membuat media pembelajaran yang lebih kreatif dan menarik bagi anak-anak, baik dalam bentuk poster maupun visual interaktif lainnya yang bisa digunakan di dalam maupun di luar kelas.


Novysa Basri, salah satu anggota tim, menekankan pentingnya teknologi dalam pendidikan masa kini. “Dengan bantuan aplikasi seperti Canva, guru dapat menyajikan materi dengan cara yang lebih menarik, memancing rasa ingin tahu anak-anak, dan meningkatkan motivasi belajar mereka,” ujarnya. Teknologi ini diharapkan mampu memperkaya metode pembelajaran sehingga anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang lebih beragam.


Program pelatihan ini mendapat sambutan positif dari para guru TK di Wih Pesam. Mereka mengaku memperoleh banyak wawasan baru tentang bagaimana cara mengaitkan pembelajaran P5 dengan budaya lokal serta memanfaatkan teknologi untuk menyajikan pembelajaran yang lebih menarik. Salah satu guru menyatakan, “Dulu kami berpikir mengajarkan Pancasila hanya sebatas hafalan, tapi dengan projek ini kami bisa mengajarkan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan sehari-hari yang mencerminkan budaya kita sendiri.”


Para guru kini lebih percaya diri untuk mengintegrasikan tema-tema P5 seperti Aku Cinta Indonesia dengan kegiatan berbasis budaya lokal Gayo. Mereka merancang proyek sederhana yang mengajarkan anak-anak tentang gotong royong dan cinta lingkungan, dengan menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut di komunitasnya.


Universitas Almuslim berharap, melalui hibah internal ini, program PkM seperti ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang pendidikan. Dr. Alfi Syahrin, salah satu anggota tim, menyatakan, “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan dan disebarkan ke wilayah-wilayah lain, sehingga pendidikan di daerah dapat lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.”


Ke depan, Universitas Almuslim berkomitmen untuk terus mendorong para dosen dan mahasiswa agar terlibat aktif dalam program-program yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam penguatan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Mereka optimis, pendekatan ini dapat membentuk generasi muda yang tak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akar budaya yang kuat serta nilai-nilai Pancasila yang kokoh dalam diri mereka.