Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kacabdin Bireuen: Kurikulum Deep Learning, Langkah Baru Menuju Pembelajaran yang Lebih Bermakna

Senin, 11 November 2024 | 21:28 WIB Last Updated 2024-11-11T14:28:46Z

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, SPd MPd.



Detikacehnews.id | Bireuen - Seiring dengan perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, SPd MPd, memberikan penjelasan terkait dengan implementasi Kurikulum Deep Learning yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka. Usulan perubahan ini datang langsung dari Menteri Pendidikan, Abdul Mu'ti, yang ingin membawa pendidikan di Indonesia ke tingkat yang lebih dalam dengan pendekatan yang lebih berbasis pemahaman dan pengalaman.


Menurut Abdul Hamid, Kurikulum Deep Learning bukan sekadar perubahan kurikulum biasa. Ini adalah sistem pembelajaran yang dirancang untuk menguatkan pemahaman siswa secara mendalam melalui pendekatan yang lebih menyeluruh. "Kurikulum Deep Learning adalah sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning," jelasnya dalam wawancara eksklusif dengan awak media detikacehnews.id, (11/11/2024).


Salah satu aspek penting dari Kurikulum Deep Learning adalah konsep Mindful Learning. Ini berarti siswa diberikan kesempatan untuk belajar dengan kesadaran penuh, di mana mereka dapat aktif berdiskusi, bereksperimen, dan memperhatikan kebutuhan serta potensi masing-masing individu.


Abdul Hamid memberikan contoh konkret untuk menggambarkan bagaimana Mindful Learning diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. "Misalnya, dalam pelajaran sains, guru tidak hanya menyampaikan teori-teori dasar, tetapi juga membantu siswa untuk memahami bagaimana teori tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuat pembelajaran lebih relevan dan tidak terlepas dari kenyataan yang ada di sekitar mereka," tuturnya.


Aspek kedua adalah Meaningful Learning, yang berfokus pada pentingnya pemahaman mendalam tentang alasan di balik materi yang dipelajari. "Siswa harus mengerti mengapa mereka belajar suatu konsep, bukan hanya sekadar mempelajarinya. Misalnya, dalam pelajaran matematika, guru bisa menjelaskan bagaimana konsep matematika digunakan dalam kehidupan nyata, seperti dalam pengelolaan keuangan atau logistik," kata Abdul Hamid. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka karena mereka memahami manfaat nyata dari apa yang mereka pelajari.


Tidak kalah pentingnya, Kurikulum Deep Learning menekankan konsep Joyful Learning, yaitu pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan kepuasan dari pemahaman yang mendalam. "Pembelajaran harus memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi siswa, terutama ketika mereka mampu memahami suatu topik dengan baik. Contohnya, dalam pembelajaran sejarah, guru bisa mengadakan simulasi atau diskusi interaktif, sehingga siswa benar-benar memahami konsep yang diajarkan, bukan sekadar menghafal fakta-fakta sejarah," ujar Abdul Hamid.


Abdul Hamid juga menekankan bahwa penerapan Kurikulum Deep Learning di Kabupaten Bireuen akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa di daerah tersebut. "Kami di Bireuen berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan. Kami akan terus berkolaborasi dengan para pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk mewujudkan kurikulum ini secara maksimal," ungkapnya.


Ia juga berharap agar guru-guru di Bireuen dapat mengadopsi tiga pilar utama ini dalam pembelajaran mereka. "Kurikulum ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Kami juga akan memberikan pelatihan kepada para guru agar mereka siap mengimplementasikan Kurikulum Deep Learning dengan cara yang sesuai dengan karakteristik siswa di Bireuen," tambah Abdul Hamid.


Perubahan kurikulum ini tidak hanya berdampak pada cara mengajar, tetapi juga pada cara siswa belajar. Dengan pendekatan yang lebih mendalam dan interaktif, diharapkan siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum Deep Learning diharapkan bisa melahirkan generasi yang lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.


Dalam buku Pengantar Dasar Deep Learning karya Rometdo Muzawi, M.Kom., CEH., CCNA (2024:29), dijelaskan bahwa konsep deep learning sendiri berasal dari kecerdasan buatan (AI) yang memanfaatkan neural network untuk menyelesaikan tugas dengan ketepatan tinggi. Konsep ini memberikan gambaran bagaimana penerapan deep learning dalam dunia pendidikan juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, mirip dengan cara kerja otak manusia yang mengolah informasi secara kompleks.


Kurikulum Deep Learning adalah langkah besar dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Dengan mengintegrasikan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, kurikulum ini berfokus pada pencapaian pemahaman mendalam dan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. Kacabdin Bireuen, Abdul Hamid, SPd MPd, mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan pendekatan ini, pendidikan di Kabupaten Bireuen akan semakin berkualitas dan siap mencetak generasi penerus yang lebih cerdas dan siap menghadapi tantangan global.


Penerapan Kurikulum Deep Learning ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bireuen, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam mengimplementasikan sistem pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna.