Momen narasumber berpengalaman dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian memberikan pelatihan.
Detikacehnews.id | Bireuen - Dalam upaya memperkuat program ketahanan pangan nasional dan optimalisasi lahan pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen menggelar pelatihan pembuatan poligon untuk pemetaan luas tanam padi. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat, dihadiri oleh jajaran staf dan petugas lapangan dari berbagai kecamatan.
Pelatihan ini bertujuan untuk mendukung program Penambahan Areal Tanam (PAT) Padi, yang meliputi kegiatan optimasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo. Program ini merupakan bagian dari tindak lanjut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 297/KPTS/OT.050/M/07/2024 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 265/KPTS/OT.050/M/06/2024 mengenai Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 9 Desember 2024 ini juga bertujuan untuk melakukan pemetaan lahan berbasis geospasial. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Mulyadi, SE., MM., membuka acara ini secara resmi dan menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan data pertanian.
“Kita memasuki era di mana data berbasis geospasial menjadi kunci dalam pengelolaan sumber daya pertanian. Dengan pemetaan yang akurat, kita dapat memaksimalkan potensi lahan dan mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mulyadi dalam sambutannya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber berpengalaman dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian, Ibu Hanny, seorang statistisi madya yang telah lama berkecimpung dalam pemetaan pertanian. Dalam sesi pelatihan, Hanny memberikan materi tentang penggunaan aplikasi ArcGIS Field Maps untuk pembuatan poligon sawah.
Tidak hanya sebatas teori, para peserta juga diajak langsung untuk mempraktikkan teknik pembuatan poligon. Proses ini dilakukan guna memastikan setiap petugas memahami cara menggunakan aplikasi tersebut dalam memetakan areal tanam secara akurat.
“Pemetaan lahan berbasis geospasial ini akan memberikan data yang lebih valid untuk Tim Satgas Antisipasi Darurat Pangan. Dengan data yang akurat, pengelolaan sumber daya pertanian menjadi lebih terarah,” jelas Hanny saat sesi praktik.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Bireuen. Dengan pemetaan yang lebih akurat, lahan-lahan potensial dapat diidentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk mendukung program PAT.
Selain itu, data geospasial yang dihasilkan dari pelatihan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan strategis untuk memperkuat ketahanan pangan.
Pelatihan ini juga menjadi momentum bagi Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam menghadapi tantangan pertanian modern yang semakin kompleks.
Kepala Dinas Pertanian, Mulyadi, menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini. “Kami berharap, dengan pelatihan ini, Kabupaten Bireuen dapat menjadi salah satu daerah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan Indonesia,” tutupnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama dari seluruh peserta untuk mengimplementasikan hasil pelatihan di wilayah kerja masing-masing. Dengan semangat kolaborasi dan pemanfaatan teknologi, diharapkan Kabupaten Bireuen dapat menjadi model sukses dalam pengelolaan pertanian berbasis data geospasial.