Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Imam Muhajir
Detikacehnews.id | Bireuen – Gelombang demonstrasi yang marak di Kabupaten Bireuen mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Imam Muhajir, yang mengingatkan pentingnya menjaga etika dan ketertiban dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Imam Muhajir menegaskan bahwa meskipun hak untuk berdemonstrasi dilindungi oleh konstitusi, cara penyampaian aspirasi harus tetap dalam koridor hukum dan tidak melanggar norma yang ada.
Dalam pernyataan yang diterima media pada Rabu (25/12), Imam Muhajir menyampaikan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28E Ayat (3) serta Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Namun, hak ini, menurutnya, tidak bisa disalahgunakan untuk melakukan tindakan yang merusak atau mengganggu ketertiban umum.
“Demonstrasi adalah hak setiap warga negara, namun kebebasan ini bukan berarti tanpa batas. Tindakan yang tidak terkontrol atau anarkis jelas melanggar hukum dan mengancam ketertiban umum. Demonstrasi harus dilakukan dengan cara yang damai dan bermartabat, agar tujuannya untuk menyuarakan aspirasi dapat tercapai tanpa menimbulkan kerusakan,” ujar Imam Muhajir.
Imam yang juga seorang alumni Dayah Darur Abrar Kota Langsa ini, mengingatkan bahwa demonstrasi yang rusuh dan melibatkan kekerasan tidak hanya mencoreng tujuan yang mulia, tetapi juga dapat berakibat buruk bagi citra gerakan massa. "Tindakan anarkis tidak hanya mencoreng tujuan mulia dari aksi, tetapi juga melanggar hukum yang berlaku. Kita harus menjadi teladan dalam menunjukkan aspirasi dengan cara yang damai dan bermartabat,” tambahnya.
Sebagai seorang tokoh muda yang memiliki latar belakang pendidikan agama, Imam Muhajir juga menekankan pentingnya nilai-nilai moral dalam menyampaikan pendapat. Dalam pandangannya, ajaran Islam mengajarkan untuk selalu menegakkan keadilan dengan cara yang santun dan terhormat, tidak dengan cara yang merusak tatanan sosial.
“Islam mengajarkan kita untuk menegakkan keadilan dengan cara-cara yang santun dan terhormat. Dalam hal ini, kita harus berhati-hati agar niat baik kita tidak berakhir dengan tindakan yang justru merusak tatanan sosial dan menciptakan ketegangan di masyarakat,” ungkap Imam, yang juga aktif dalam kegiatan keagamaan di kampus.
Selain itu, Imam Muhajir juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat, terutama mahasiswa, untuk lebih mengedepankan cara-cara yang damai dan bijaksana dalam menyampaikan aspirasi. Ia menyarankan untuk memanfaatkan ruang dialog dan pendekatan diplomasi dalam mengatasi masalah yang ada. Sebagai organisasi mahasiswa, BEM Hukum UNIKI siap menjadi fasilitator dialog antara pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik tanpa mengorbankan ketertiban umum.
“Kami dari BEM Hukum UNIKI siap menjadi fasilitator dialog antara pihak-pihak terkait, agar kita bisa menemukan solusi terbaik tanpa harus mengorbankan keamanan dan ketertiban umum. Demokrasi yang sehat harus mengedepankan proses musyawarah dan mufakat, bukan kerusuhan yang merugikan semua pihak,” jelasnya.
Imam Muhajir menegaskan bahwa setiap individu yang menyuarakan pendapat melalui demonstrasi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia mengingatkan bahwa hanya dengan cara-cara yang damai dan sesuai dengan hukum, demokrasi dapat berjalan dengan sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Demonstrasi adalah bagian penting dari demokrasi. Namun, kami berharap bahwa seluruh elemen masyarakat dapat menjaga cara-cara yang sesuai dengan etika dan hukum yang berlaku. Tindakan anarkis hanya akan menodai perjuangan itu sendiri,” tambah Imam.
Aksi-aksi yang dilakukan dengan cara yang anarkis, selain merusak fasilitas umum, juga dapat menambah ketegangan sosial yang sudah ada. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua pihak untuk menjaga agar segala bentuk demonstrasi dapat berlangsung dengan damai, tanpa menimbulkan kerusakan atau kerugian bagi masyarakat.
Imam berharap pesan ini dapat diterima dengan baik oleh semua pihak, dan menjadi pengingat bahwa demokrasi yang sehat harus didasarkan pada saling menghormati, berkomunikasi dengan cara yang sopan, dan tidak melanggar hak-hak orang lain. "Kita semua punya hak untuk berdemonstrasi, tetapi harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab," tutup Imam Muhajir.