Momen almarhum Mukhlis Munir saat terakhir kali singgah di Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen bertemu dengan Wakil Bupati Bireuen terpilih, Ir. H. Razuardi, MT.
Detikacehnews.id | Bireuen - Tepat di Hari Anti-Korupsi Dunia yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-63, Wakil Bupati Bireuen terpilih, Ir. H. Razuardi, MT, mengenang sosok Mukhlis Munir, seorang aktivis antikorupsi yang telah berpulang pada Senin sore, 2 Desember 2024. Mukhlis Munir, yang juga mantan mahasiswanya di Universitas Malikussaleh, meninggal dunia di usia 43 tahun setelah berjuang melawan penyakit ginjal.
Dalam peringatan tujuh hari wafatnya Mukhlis Munir, Razuardi menyampaikan kisah haru dan penuh pelajaran tentang interaksi mereka yang dipenuhi diskusi mendalam, khususnya soal isu korupsi. “Mukhlis Munir adalah mahasiswa yang kritis, sosok yang tak tergoyahkan dalam prinsip, dan inspirasi bagi banyak orang, termasuk saya sendiri,” ungkap Razuardi dalam sebuah wawancara emosional dengan awak media detikacehnews.id (9/12) yang menceritakan berbagai kenangan, pelajaran, dan pesan yang ditinggalkan oleh Almarhum Mukhlis Munir.
Pertemuan terakhir Razuardi dengan almarhum terjadi di rumah Mukhlis Munir di Gampong Kulu, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen.
Pertemuan terakhir Razuardi dengan almarhum terjadi di rumah Mukhlis Munir di Gampong Kulu, Kecamatan Kuta Blang, Bireuen. Di sana, mereka berbincang tentang banyak hal, termasuk mengenang masa kuliah di Universitas Malikussaleh. Bagi Mukhlis Munir, Razuardi bukan hanya seorang dosen, tetapi juga mentor yang dekat dengan mahasiswa dan santai dalam mengajar.
“Dia sering mengatakan bahwa saya dosen yang santai, tapi itu bukan karena saya ingin terlihat ramah saja. Saya ingin mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan tidak takut bersuara,” ujar Razuardi. Mukhlis Munir adalah salah satu mahasiswa yang menjawab harapan tersebut. Ia dikenal kritis terhadap berbagai kebijakan, terutama yang berkaitan dengan isu korupsi dan efisiensi pemerintahan.
Dalam berbagai kesempatan, Mukhlis Munir selalu berbicara tentang mimpi besarnya membangun Sekolah Anti-Korupsi sebagai upaya mencegah generasi muda terjerumus dalam praktik korupsi. Diskusi ini, menurut Razuardi, seringkali berlangsung panjang dan mendalam. “Dia mengkritisi inefisiensi pemerintah dan bagaimana korupsi telah menjadi racun yang membunuh ekonomi masyarakat kecil,” kenangnya.
Mukhlis Munir juga sering membagikan kisah perjuangannya menghindari tindakan korupsi. "Dia bercerita bagaimana ia harus berjuang melawan godaan untuk tetap berada di jalan yang lurus. Itu adalah pelajaran besar bagi siapa pun yang mengenalnya,” tambah Razuardi.
Meski menderita sakit ginjal yang parah, Mukhlis Munir tidak pernah menunjukkan keluh kesah. Bahkan saat terakhir kali singgah di Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen, dengan suara tersengal-sengal, ia masih menyampaikan kritik dan harapan kepada Razuardi. Namun, ada satu hal yang membuat Razuardi merasa terpukul.
“Saat itu, dia mengatakan dengan suara lemah, ‘Pak Razuardi tega tidak menyampaikan pencalonannya sebagai paslon wakil bupati.’ Kalimat itu begitu menusuk hati saya. Saya sadar, di balik kritiknya, dia tetap memandang saya sebagai seorang guru yang dihormati,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Tepat di Hari Anti-Korupsi Dunia, Razuardi merasa kehilangan besar. Hari itu tidak hanya mengingatkan dunia pada pentingnya melawan korupsi, tetapi juga menjadi momen untuk mengenang almarhum Mukhlis Munir, seorang pejuang anti-korupsi yang teguh. “Mukhlis Munir adalah sosok yang mencerminkan semangat perlawanan terhadap korupsi. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi Bireuen dan bagi saya pribadi,” ujar Razuardi.
Tanggal 9 Desember ini juga menjadi momen refleksi bagi Razuardi yang merayakan ulang tahunnya ke-63. Ia mengungkapkan bahwa warisan semangat Mukhlis Munir akan terus hidup melalui upayanya dalam pemerintahan kelak. “Saya berjanji akan melanjutkan cita-cita beliau dalam membangun pemerintahan yang bersih dan mendukung kesejahteraan masyarakat kecil,” tegasnya.
Dalam setiap perjuangan, Mukhlis Munir mengajarkan arti keteguhan dan keberanian. Bagi Razuardi, peringatan tujuh hari wafatnya Mukhlis Munir adalah pengingat betapa pentingnya integritas dan keberanian dalam melawan ketidakadilan. “Dia adalah mahasiswa yang menginspirasi saya. Meski dia telah tiada, semangatnya akan terus menjadi obor dalam perjuangan melawan korupsi,” pungkas Razuardi.
Kepergian Mukhlis Munir bukan hanya kehilangan seorang aktivis, tetapi juga seorang teman, mahasiswa, dan pejuang yang berani berdiri untuk kebenaran. Pesannya akan terus menjadi warisan yang menginspirasi banyak generasi di Bireuen.
"Mukhlis Munir adalah cahaya yang berani menerobos gelapnya korupsi. Ia bukan hanya mahasiswa yang pernah belajar dari saya, tetapi guru kehidupan yang mengajarkan arti keberanian, kejujuran, dan integritas. Meski raganya telah tiada, semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah perjuangan kita untuk membangun Bireuen yang bersih dan berkeadilan. Selamat jalan, Mukhlis. Perjuanganmu akan kami lanjutkan, dan namamu akan selalu menjadi inspirasi dalam melawan segala bentuk ketidakadilan," tutup Razuardi dengan mata berkaca-kaca.