Detikacehnews.id | Banda Aceh – Ketua Koordinator Strategis Badan Pemenangan Aceh untuk pasangan Mualem-Dek Fad, M Nasir Djamil, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah pasangan Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi yang mengakui kemenangan Mualem-Dek Fad dalam Pilkada Aceh 2024. Tak hanya itu, Bustami-Fadhil juga memutuskan untuk membatalkan rencana menggugat hasil pemilihan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Pengakuan ini adalah langkah yang patut diapresiasi. Meskipun bukan kejutan, karena dukungan terhadap kemenangan Mualem-Dek Fad sudah terlihat dari pernyataan elit partai pengusung Bustami-Fadhil di level lokal dan nasional," ujar Nasir Djamil, yang juga Anggota Komisi III DPR RI dari Dapil Aceh, dalam pernyataannya Rabu malam (11/12).
Nasir Djamil menilai keputusan Bustami-Fadhil ini mencerminkan sikap ksatria dan kedewasaan dalam berdemokrasi. “Mereka menerima hasil yang telah diputuskan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Mereka sadar bahwa membawa sengketa ini ke MK hanya akan memperpanjang polemik dan, kemungkinan besar, tidak akan membuahkan hasil yang berbeda," tegas Nasir.
Ia juga mengungkapkan bahwa dukungan dari tokoh nasional terhadap kemenangan Mualem-Dek Fad menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan ini. Menurutnya, ucapan selamat dari berbagai pihak, termasuk elit politik nasional, memberikan legitimasi moral kepada pasangan terpilih. Hal ini, lanjut Nasir, secara tidak langsung akan memengaruhi persepsi hakim-hakim MK, yang sebagian besar dipilih melalui institusi DPR RI dan Pemerintah.
Nasir Djamil menyoroti pertemuan khusus antara Presiden Prabowo Subianto dengan pasangan Mualem-Dek Fad di Istana Negara. Ia menyebut momen tersebut sebagai simbol pengakuan dari Presiden atas kemenangan pasangan yang diusung Partai Aceh dan koalisinya itu.
“Menerima mereka (Mualem-Dek Fad) di Istana Negara menunjukkan bahwa Presiden Prabowo telah mengakui dan mendukung kepemimpinan mereka. Ini menjadi sinyal kuat bagi semua pihak, termasuk Bustami-Fadhil, bahwa gugatan ke MK tidak lagi relevan,” ujarnya.
Ia menambahkan, "Daripada malu dua kali, lebih baik membatalkan rencana bertarung di MK. Ini langkah yang bijaksana."
Nasir Djamil mengajak seluruh pemangku kepentingan di Aceh untuk menjaga momentum kemenangan ini demi memastikan stabilitas dan kelangsungan pembangunan. “Mari kita kawal kemenangan Mualem-Dek Fad. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan Aceh bangkit kembali dan mengatasi berbagai masalah yang selama ini membelenggu daerah ini,” tegasnya.
Menurut Nasir, kemenangan ini harus menjadi peluang untuk mewujudkan harapan rakyat Aceh yang menginginkan perubahan signifikan di berbagai sektor. Ia berharap pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Mualem-Dek Fad mampu menjawab tantangan tersebut dengan kebijakan-kebijakan strategis.
Secara khusus, Nasir Djamil menyarankan Bustami Hamzah, atau yang akrab disapa Om Bus, untuk mempertimbangkan membangun partai politik lokal sebagai persiapan untuk bertarung kembali dalam pemilihan gubernur (Pilgub) lima tahun mendatang.
“Langkah ini penting agar beliau bisa maju dengan kendaraan politik yang benar-benar dikontrol sendiri. Dengan begitu, peluangnya untuk kembali berkompetisi di Pilgub Aceh akan lebih besar,” ujar Nasir.
Dengan keputusan Bustami-Fadhil Rahmi yang menerima hasil Pilkada tanpa gugatan, situasi politik Aceh diharapkan tetap kondusif. Dukungan dari semua pihak terhadap pasangan Mualem-Dek Fad menjadi kunci bagi keberhasilan pemerintahan mendatang. Rakyat Aceh kini menaruh harapan besar pada pasangan ini untuk membawa perubahan nyata dan menjadikan Aceh lebih maju dan sejahtera.