Detikacehnews.id | Bireuen - Suasana penuh haru menyelimuti prosesi peusijuk dan pelepasan Bupati Bireuen terpilih, H. Mukhlis, ST oleh keluarga besarnya di kampung halaman tercinta, Desa Alue Krueb, Bireuen. Didampingi Wakil Bupati Ir. H. Razuardi, MT, Mukhlis resmi dilepas untuk menjalankan tugas mulia sebagai pemimpin Kabupaten Bireuen ke depan. Air mata haru dan doa-doa tulus mengiringi momen sakral ini, menjadi bukti cinta dan restu keluarga bagi sang pemimpin yang akan mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Dalam adat Aceh, peusijuk adalah simbol doa keselamatan dan keberkahan bagi seseorang yang akan menjalani perjalanan besar dalam hidupnya. Di rumah keluarga besar H. Mukhlis, prosesi ini berlangsung khidmat dengan lantunan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh agama dan keluarga. Sesaat setelah air peusijuk disiramkan ke kepala H. Mukhlis dan Pak Razuardi, suasana mendadak sunyi. Hanya terdengar isakan tangis anggota keluarga yang tak mampu membendung haru atas perpisahan ini.
Sang kakak, Pak Amir, dengan suara bergetar menyampaikan pesan mendalam kepada H. Mukhlis. Ia mengingatkan bahwa setelah hari ini, Mukhlis bukan hanya milik keluarga, tetapi milik seluruh rakyat Bireuen.
"Bek neupeusibok Mukhlis, tanyoe keluarga harus tadukong dengan tapeuleuh Mukhlis untuk menjalankan roda pemerintahan, bek taganggu. Dan kepada saudara lon mandum, ketika pun Mukhlis ka ubeut watee keu geutanyoe, dan kadang na bak saboh watee kadang hantroh bak acara geutanyoe, nyan mandum bek tacok keu weuh hatee..harus ta maklum geutanyoe, sebab Mukhlis uroenyoe adalah milik masyarakat Bireuen, na kadang hal² yang harus dikedepankan, tabi ruang keu Mukhlis supaya maksimal untuk bisa membangun Bireuen dan berbuat yang terbaik keu masyarakat."
Ungkapan ini menegaskan bahwa keluarga tak ingin menghambat langkah Mukhlis dalam mengemban amanah rakyat. Mereka siap berkorban, bahkan jika itu berarti harus merelakan kebersamaan dengan Mukhlis demi kesejahteraan masyarakat Bireuen.
Pak Amir juga kembali mengingatkan pesan-pesan dari Almarhumah Ibunda serta Almarhum H. Saifannur, sosok yang pernah memimpin Bireuen dengan penuh dedikasi. Pesan-pesan itu diharapkan menjadi pedoman bagi Mukhlis dalam memimpin.
"Mukhlis, ingat pesan orang tua kita. Pimpin dengan hati, jaga amanah rakyat, dan jangan pernah lupa dari mana kamu berasal. Kepercayaan rakyat adalah titipan Allah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya."
Mendengar pesan ini, H. Mukhlis terlihat menunduk, menahan haru. Sementara itu, keluarga besar yang hadir mengamininya, berharap kepemimpinan Mukhlis dan Razuardi berjalan dengan penuh berkah dan keberhasilan.
Dalam kesempatan ini, keluarga juga menegaskan bahwa mereka tidak ingin ada perlakuan istimewa dalam pemerintahan yang akan datang.
"Rakyat dan keluarga adalah sama. Tidak ada yang perlu dispesialkan dalam keluarga ketika Mukhlis telah menjabat sebagai Bupati."
Pesan ini menjadi simbol ketegasan bahwa keluarga tidak ingin menghambat atau menuntut keistimewaan. Justru mereka ingin menjadi pendukung utama yang selalu menguatkan di balik layar.
Di akhir acara, keluarga besar dan seluruh tamu yang hadir bersatu dalam doa, memohon agar H. Mukhlis dan Pak Razuardi diberikan kekuatan, keikhlasan, dan kebijaksanaan dalam memimpin Bireuen.
"Semoga Allah mudahkan segala urusan dalam perjalanan Mukhlis dan Pak Razuardi memimpin Bireuen ke depan. Semoga amanah ini menjadi ladang amal dan membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat," doa seorang tokoh agama yang diaminkan oleh semua yang hadir.
Peusijuk dan pelepasan ini bukan hanya sekadar prosesi adat, tetapi juga momentum yang penuh makna. Ini adalah awal dari perjalanan besar bagi H. Mukhlis Takabeya dan Ir. H. Razuardi, MT dalam membangun Bireuen yang lebih baik. Dukungan dan doa dari keluarga telah diberikan, kini saatnya mereka berjuang sepenuh hati untuk masyarakat.
Tangis haru mungkin mengiringi kepergian mereka dari rumah hari ini, tetapi di balik itu, tersimpan harapan besar bahwa H. Mukhlis dan Razuardi akan membawa cahaya perubahan bagi Kabupaten Bireuen.