Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Mengulang Sejarah dengan Wajah Baru, Bupati Bireuen Bertemu Bupati Donggala Terpilih di Magelang, Mengingatkan Kembali Mesjid Jami’ Kota Juang

Selasa, 25 Februari 2025 | 16:23 WIB Last Updated 2025-02-25T09:24:47Z


 
Bupati Donggala terpilih, Vera Elena Laruni bersama Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST (kiri) // Mantan Bupati Donggala Dr. Kasman Lassa, SH, MH bersama H. Mukhlis, ST. (Kanan).


Detikacehnews.id | Magelang - Sejarah memiliki cara unik untuk kembali hadir dalam kehidupan, meski dalam wujud yang berbeda. Sebuah pertemuan tak terduga terjadi di Magelang saat Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, dan Bupati Donggala terpilih, Vera Elena Laruni, bertemu dalam kegiatan Retreat Akmil pada Selasa, 25 Februari 2025. Pertemuan ini membangkitkan kembali kenangan dan sejarah yang menghubungkan kedua daerah, terutama dalam hal kepedulian dan solidaritas pascabencana.


Kisah ini berawal dari tragedi yang mengguncang Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Gempa bumi dahsyat, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Palu dan Donggala tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga menggerakkan hati banyak orang, termasuk masyarakat Bireuen. Saat itu, Bupati Bireuen dijabat oleh almarhum H. Saifannur, S.Sos. Terenyuh oleh penderitaan saudara-saudara di Donggala, ia segera berdiskusi dengan adik kandungnya, Mukhlis, yang saat itu menjadi Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) Bireuen sekaligus pengusaha sukses.


Dengan tekad yang kuat, Mukhlis dipercaya untuk memimpin aksi kemanusiaan bertajuk Malam Galang Amal Gempa Bumi dan Tsunami Palu dan Donggala. Acara ini didukung oleh PT. Takabeya Perkasa Group, KONI, DKA, para guru, mahasiswa, serta elemen masyarakat Bireuen. Pemerintah Kabupaten Bireuen juga mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana.





Dari hasil donasi tersebut, Kabupaten Bireuen menginisiasi pembangunan Mesjid Jami' Kota Juang Bireuen di Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. Mesjid ini menjadi simbol solidaritas dan kepedulian masyarakat Bireuen terhadap saudara-saudara mereka yang terdampak bencana.


Pembangunan Mesjid Jami’ Kota Juang Bireuen dimulai pada awal Februari 2022, dengan peletakan batu pertama dilakukan pada 10 September 2021. Namun, dalam perjalanannya, anggaran yang terkumpul ternyata tidak cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut.


Dalam situasi yang sulit itu, Mukhlis mengambil keputusan besar, menanggung sendiri sisa biaya pembangunan agar proyek ini tetap berjalan hingga selesai. Keputusannya membuahkan hasil, dan akhirnya pada 2 Agustus 2022, mesjid tersebut diresmikan oleh Bupati Bireuen saat itu, Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH., M.Si.


Peresmian ini disambut dengan penuh kebahagiaan oleh masyarakat Donggala, khususnya warga Desa Limboro. Mantan Bupati Donggala, Dr. Kasman Lassa, SH, MH, turut mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas kepedulian masyarakat Bireuen. Ia menegaskan bahwa bantuan ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga menjadi penguat hubungan persaudaraan antara Donggala dan Bireuen.


Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, pertemuan antara H. Mukhlis, ST, yang kini menjabat sebagai Bupati Bireuen, dengan Vera Elena Laruni sebagai Bupati Donggala terpilih, membawa kembali kenangan tentang solidaritas dan kebersamaan yang telah terjalin di masa lalu.


Pertemuan ini mengingatkan saya pada perjalanan panjang yang penuh makna. Dulu, saya berdiri sebagai Ketua Tim Penggalangan Dana, dan kini saya bertemu dengan pemimpin baru Donggala dalam kapasitas sebagai Bupati Bireuen. Ini seperti mengulang sejarah, namun dengan wajah baru,” ujar Mukhlis.


Ia juga menegaskan komitmennya untuk terus mempererat hubungan antara Bireuen dan Donggala. “InsyaAllah, riwang teuma u Donggala,” katanya, yang berarti “InsyaAllah, kita akan kembali ke Donggala.”


Sementara itu, Vera Elena Laruni menyampaikan apresiasi dan rasa hormatnya kepada masyarakat Bireuen atas kepedulian yang pernah diberikan. “Bantuan dari masyarakat Bireuen tidak akan kami lupakan. Itu adalah bukti nyata bahwa di tengah perbedaan daerah dan budaya, kita tetap satu sebagai sesama anak bangsa,” ujarnya.


Kisah ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga menjadi refleksi bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kepedulian dan ketulusan. Mukhlis, yang dahulu dikenal sebagai pengusaha dan aktivis sosial, kini membawa pengalaman tersebut dalam kepemimpinannya sebagai Bupati Bireuen.


Di sisi lain, Vera Elena Laruni, yang kini memimpin Donggala, diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dalam membangun daerahnya, dengan tetap menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak yang pernah memberikan dukungan.


Sejarah telah mencatat bagaimana sebuah tragedi besar melahirkan solidaritas yang kuat antara Bireuen dan Donggala. Kini, dengan kepemimpinan baru di kedua daerah, sejarah itu memiliki peluang untuk terus berlanjut, membawa manfaat bagi masyarakat di masa yang akan datang.