Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Hari Keempat Pencarian, Jasad Mardiana Akhirnya Ditemukan 200 Meter dari Lokasi Kejadian

Selasa, 11 Maret 2025 | 15:32 WIB Last Updated 2025-03-11T13:13:29Z

Momen tim gabungan mengevakuasi jasad Mardiana (17), korban yang terseret arus banjir di Km 24 Jalan Bireuen-Takengon.



Detikacehnews.id | Bireuen - Setelah empat hari pencarian tanpa henti, tim gabungan akhirnya berhasil menemukan jasad Mardiana (17), korban yang terseret arus banjir di Km 24 Jalan Bireuen-Takengon. Penemuan ini terjadi pada Selasa (11/3/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, setelah upaya pencarian diperluas dengan bantuan alat berat dari PT Takabeya Perkasa Group.


Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, yang terus memantau perkembangan pencarian, mengonfirmasi kabar duka ini. “Jenazah kakaknya sudah ditemukan barusan aja. Kita terus pantau permenit situasi di sana,” ujarnya kepada awak media.


Penemuan jasad Mardiana menjadi titik akhir dari pencarian yang penuh tantangan. Lokasi penemuan berjarak kurang lebih sekitar 200 meter dari titik awal korban jatuh, menunjukkan betapa kuatnya arus banjir yang menyeret tubuhnya begitu jauh.


Sejak pagi hari Selasa, upaya pencarian semakin intensif dengan dukungan satu unit excavator dari PT Takabeya Perkasa Group. Alat berat ini dikerahkan untuk membantu membersihkan material yang menghalangi, seperti lumpur, kayu, dan sampah, yang diduga menjadi tempat tersangkutnya jasad korban.


Kami langsung mengerahkan alat berat sejak pagi tadi agar bisa membuka jalur lebih luas dalam pencarian. Alhamdulillah, jasad korban akhirnya ditemukan,” kata Rahmat T Geurugok, Humas PT Takabeya Perkasa Group.


Medan yang sulit dan kondisi arus sungai yang deras sempat memperlambat pencarian. Namun, kerja sama antara tim Basarnas, BPBD, TNI, Polri, relawan, serta warga sekitar membuahkan hasil. “Tim gabungan bekerja keras selama empat hari ini, dan akhirnya kita bisa menemukan korban meski dalam kondisi yang sudah tidak bernyawa,” tambah Rahmat.


Banjir yang terjadi pada Sabtu malam (8/3/2025) di tikungan Km 24 Jalan Bireuen-Takengon membawa duka mendalam bagi keluarga Mardiana dan adiknya, Rina Fitri (11). Kedua kakak beradik ini terseret arus deras saat mengendarai sepeda motor Honda Beat di tengah hujan lebat.


Mereka kehilangan kendali di jalan yang licin dan akhirnya jatuh ke jurang sedalam enam meter sebelum terseret banjir yang sangat deras. Jasad Rina ditemukan lebih dulu pada malam yang sama, sekitar pukul 22.00 WIB, dalam kondisi meninggal dunia, sekitar 3 meter dari lokasi awal mereka jatuh. Namun, Mardiana menghilang tanpa jejak, membuat tim pencarian bekerja keras selama berhari-hari.


Penemuan jasad Mardiana membawa perasaan campur aduk bagi keluarganya. Kesedihan mendalam tentu dirasakan oleh keluarga, namun di sisi lain, mereka juga merasa lega karena akhirnya bisa membawa Mardiana ke tempat peristirahatan terakhirnya.


Masyarakat Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, tempat korban tinggal, ikut berduka atas tragedi ini. Mereka sejak awal turut serta dalam proses pencarian dan berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.


Ini menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama saat melintasi jalur rawan banjir di musim hujan. Semoga keluarga diberikan ketabahan,” ujar salah seorang warga setempat.


Keberhasilan pencarian ini tidak lepas dari kerja keras berbagai pihak, terutama tim gabungan yang tanpa lelah menyisir area sepanjang aliran sungai selama empat hari berturut-turut. Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini.


Kita patut bersyukur atas kerja sama yang luar biasa ini. Saya juga berterima kasih kepada PT Takabeya Perkasa Group yang sigap memberikan bantuan alat berat untuk mempermudah pencarian,” katanya.


PT Takabeya Perkasa Group sendiri dikenal aktif dalam berbagai aksi sosial dan tanggap darurat di wilayah Bireuen dan sekitarnya. Dalam kejadian ini, keterlibatan mereka terbukti membantu mempercepat proses pencarian di medan yang sulit.


Dengan ditemukannya jasad Mardiana, pencarian resmi dihentikan. Kini, fokus beralih pada proses pemulangan jenazah dan persiapan pemakaman oleh pihak keluarga.


Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan bahaya bencana alam yang bisa terjadi kapan saja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, terutama saat melintasi daerah rawan banjir di musim penghujan.