Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Petani Lokal Masih Jadi Korban Sistem, Bireuen Perlu Perusahaan Daerah untuk Olah Hasil Panen

Rabu, 30 April 2025 | 10:25 WIB Last Updated 2025-04-30T03:27:17Z

Mustaqim, Petani Muda Bireuen sekaligus Kader PKS Bireuen.



Detikacehnews.id | Bireuen - Kondisi petani lokal di Kabupaten Bireuen masih memprihatinkan. Meski hasil panen melimpah, petani justru sering tidak merasakan kesejahteraan yang semestinya. Mereka hanya mendapat keuntungan pas-pasan, sekadar untuk menutup biaya produksi, sementara pelaku bisnis besar yang menikmati hasil akhirnya. Pepatah lama "lembu punya susu, sapi punya nama" masih terasa relevan bagi nasib para petani kita hari ini.


Hal itu itu dikatakan Mustaqim salah satu petani muda Bireuen dan juga kader PKS Bireuen kepada awak media, Rabu, (30/4).


Mustaqim mengatakan, salah satu penyebab utamanya adalah belum adanya perusahaan daerah yang fokus mengelola hasil panen lokal. Di tengah potensi agraria yang melimpah, khususnya di sektor jagung, Bireuen justru belum memiliki sistem industri yang mampu menyerap hasil petani secara adil dan berkelanjutan. Pemerintah kabupaten dinilai perlu mengambil langkah tegas dan strategis dengan membentuk perusahaan daerah berbasis agribisnis.


Jagung menjadi salah satu komoditas utama di Bireuen dengan tren panen yang meningkat sejak tahun 2022. Namun ironi terjadi ketika panen melimpah: harga anjlok karena tidak adanya mekanisme perlindungan harga. Sebaliknya, saat panen menurun, harga melonjak dan masyarakat menanggung bebannya.


Potensi ini sejatinya bisa dimaksimalkan untuk industri pakan ternak, bioenergi, dan produk olahan lainnya. Tapi selama tidak ada infrastruktur pengolahan lokal, petani akan terus menjadi pihak yang dirugikan. Produk mereka dibeli murah, diolah pihak luar, lalu dijual kembali dengan harga tinggi.


Kondisi tersebut memunculkan harapan baru terhadap pasangan kepemimpinan H. Mukhlis dan H. Razuardi. Masyarakat, khususnya para petani, berharap pasangan ini mampu memberi perhatian serius terhadap pembangunan ekonomi agraris melalui kajian dan realisasi perusahaan daerah pengolahan hasil panen, khususnya jagung.


Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Justru sekarang adalah waktu terbaik untuk membuktikan bahwa pemerintah hadir untuk petani,” ujar Mustaqim, petani jagung di Kecamatan Peusangan.


Pendirian perusahaan daerah bukan hanya memberi jaminan harga yang stabil bagi petani, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi generasi muda. Serapan tenaga lokal, pelatihan petani berbasis teknologi, hingga peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) menjadi sejumlah manfaat yang langsung bisa dirasakan masyarakat.


Selama ini kita punya bahan baku, kita punya petani, dan kita punya pasar. Yang belum kita punya adalah keberanian untuk membangun sistem ekonomi sendiri,” tegasnya.


Jika dikelola dengan baik dan melibatkan stakeholder lokal, perusahaan daerah bisa menjadi solusi konkret atas ketimpangan ekonomi yang selama ini dialami petani. Langkah ini juga akan memperkuat kemandirian daerah dalam menghadapi gejolak harga pasar nasional.


Sudah saatnya petani lokal di Bireuen naik kelas. Mereka tidak hanya menjadi penyedia bahan baku murah, tapi juga menjadi pelaku utama dalam rantai ekonomi daerah. Perusahaan daerah adalah salah satu kunci untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan di sektor pertanian.